Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) kembali dilanda banjir yang meluap dari Sungai Arut. Banjir ini sudah berlangsung beberapa hari terakhir. Informasi yang dihimpun, hingga saat ini banjir telah merendam 5 desa dan satu kelurahan di kecamatan setempat dan dua desa ujung air sudah berangsur surut.
Kapolsek Arut Utara, Ipda Agung Sugiarto mengatakan, awalnya banjir sempat merendam Desa Sungai Dau dan Desa Sambi, saat kedua desa tersebut air berangsur surut, air surut dan merendam Desa Gandis, Desa Kerabu, Suka Ramai, dan Desa Puntung. “Untuk titik terparah di Desa Kerabu, karena air merendam rumah warga, banjir di desa lain hanya sebatas jalan,” ujarnya, Sabtu (10/12). Untuk mengantisipasi debit air yang terus meningkat, Polres Aruta telah menyiapkan lokasi evakuasi yakni di balai desa dan kantor kecamatan. Namun belum ada rencana membangun dapur umum, karena warga masih berdiam diri di rumah masing-masing, dan seperti banjir sebelumnya, warga membuat rumah panggung untuk meletakkan barang-barang keluarga dan tempat tidur.
Kemudian dikatakannya, untuk Kecamatan Arut Utara dalam lima tahun terakhir ini potensi banjir di Kecamatan Arut Utara semakin tinggi, bahkan pada tahun 2022 saja sudah terjadi 7 bencana banjir. Menurutnya, faktor lain selain intensitas hujan, juga karena pendangkalan sungai, penggundulan hutan, dengan kondisi tersebut kawasan Aruta rawan banjir setiap tahunnya. “Belum ada solusi jangka pendek maupun jangka panjang yang ditawarkan oleh pemerintah daerah, upaya penanganan hanya sebatas pendistribusian sembako, dapur umum dan posko pengungsian,” imbuhnya. Dia menawarkan tiga solusi kepada pemerintah daerah untuk mengatasi banjir. Pertama, dengan melakukan penghijauan secara massal yang melibatkan masyarakat. Dengan begitu, masyarakat merasa memiliki.
Kemudian sebagai tindak lanjut program jangka pendek, Polsek Aruta akan bekerja sama dengan pemerintah desa yang memiliki lahan yang tidak digunakan untuk menanam pohon untuk penghijauan. Selain itu perlu dilakukan upaya pengerukan dan normalisasi di kawasan hulu DAS Arut, mengingat saat ini kondisinya sudah mengalami pendangkalan.“Dalam jangka menengah, kami akan mengusulkan kepada pemerintah kabupaten untuk normalisasi sungai yang sudah mulai dangkal,” lanjutnya. Terakhir, ia berharap warga yang tinggal di bantaran sungai direlokasi ke tempat yang lebih tinggi melalui program bantuan perumahan yang diberikan pemerintah. “Untuk jangka panjang, perlu dilakukan relokasi masyarakat yang berada di bantaran sungai,” usulnya. Kepala Bidang Logistik dan Darurat BPBD Kobar Martogi Sialagan mengatakan, banjir yang terjadi di Kabupaten Arut Utara disebabkan oleh curah hujan yang tinggi sehingga hulu sungai meluap dan mengalirkan air ke hilir. “Tapi secara keseluruhan masih relatif aman,” pungkasnya. (tyo/sla)