Anggota DPRD Kalsel dari Fraksi Partai Golkar, Athaillah Hasbi mensosialisasikan Wawasan Kebangsaan (Wasbang) Penguatan Ideologi Pancasila kepada siswa SMA Negeri 6 Barabai di Kecamatan Labuan Amas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kamis (8/12/2022).
HULU SUNGAI TENGAH, koranbanjar.net – Menurut Athaillah Hasbi, sosialisasi Pembangunan Ideologi Pancasila dan Wasbang sangat penting, terutama bagi generasi muda bangsa seperti generasi milenial atau mahasiswa agar tidak terpengaruh oleh pandangan lain.
“Sebagai contoh, ada paham radikal yang dianggap mampu melemahkan ideologi Pancasila di tengah derasnya arus informasi saat ini,” ujarnya.
Pasalnya, menurut Ketua Pemuda HST Pancasila itu, generasi muda rentan terhadap ide-ide asing seperti radikal karena informasi simpang siur yang mereka dapatkan melalui ponsel.
“Oleh karena itu, kita sebagai orang tua harus memantau aktivitas anak-anak kita,” ujarnya.
Sementara itu, Taufik Rahman sebagai pembicara pertama menyampaikan pentingnya menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada generasi muda dengan benar-benar memahami empat pilar berbangsa dan bernegara.
Empat pilar kebangsaan adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.
Menurutnya, radikalisme kini sudah mulai merambah ke semua lapisan masyarakat, karena bisa masuk melalui pemahaman agama yang kurang tepat oleh sebagian tokoh agama sehingga bisa berkembang pesat dan cepat di Indonesia.
“Oleh karena itu, masyarakat dan generasi muda serta mahasiswa saat ini harus melek menggunakan akal sehat untuk menyeleksi informasi yang masuk, sehingga terhindar dari pemahaman yang keliru, baik radikal maupun liberal dan lainnya yang bertentangan dengan Ideologi Pancasila,” tambah Taufik.
Narasumber Fahriansyah, akademisi dan aktivis pemuda Nahdlatul Ulama (NU) menambahkan, agar generasi muda selalu menerapkan dan memahami serta menjelaskan pentingnya ilmu mengamalkan butir-butir Pancasila dan Wasbang kepada generasi muda lainnya.
“Pancasila itu istimewa karena hanya kita yang punya, jadi kita harus bangga. Kalau tidak ada Pancasila, mungkin tidak akan ada kerukunan dalam keberagaman seperti sekarang ini,” ujarnya.
Jika implementasinya tidak dimulai sejak dini, dikhawatirkan penerus bangsa tidak memahami dasar negara Indonesia yang semakin tergerus oleh zaman.
“Sebagai pedoman bagi bangsa, Pancasila sudah final, maka bagi yang menolak hendaknya meninjau kembali Pancasila dan melihat aspek-aspek yang mampu mempersatukan berbagai perbedaan,” pungkas Fahriansyah. (teluk)