MaesarohCNBC Indonesia
Pasar
Kamis, 12/08/2022 06:55 WIB
Foto: Karyawan menunjukkan emas Antam di gerai Galeri 24 Pegadaian di Jakarta, Senin (5/12/2022). Harga emas batangan di PT Pegadaian stagnan pada perdagangan hari ini, Senin (5/12/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas naik perlahan di tengah harapan kebijakan pelonggaran suku bunga di Amerika Serikat (AS). Pada perdagangan Kamis (8/12/2022) pukul 06:18 WIB, harga emas dunia di pasar spot US$ 1.787 per troy ounce. Harga emas naik tipis 0,04%.
Penguatan emas hari ini memperpanjang tren positif logam mulia. Pada perdagangan Rabu (7/12/2022), harga emas menguat 0,86% menjadi US$ 1.786,22 per troy ounce. Pada Selasa (12/6/2022), emas juga naik tipis 0,14%.
Dalam sepekan, harga emas turun 0,88% secara berkelanjutan poin ke poin. Dalam sebulan, harga emas masih melonjak 6,7% sedangkan dalam setahun menguat 0,28%.
Optimisme pasar ini muncul karena The Fed akan mempertimbangkan dampak negatif dari kebijakan moneternya yang agresif, yaitu resesi.
“Kekhawatiran resesi membuat pelaku pasar berharap The Fed melonggarkan kebijakan. Itu sebabnya dolar AS melemah,” kata Moya dikutip dari Reuters.
Sepanjang tahun ini, pergerakan emas banyak dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga The Fed. Kenaikan suku bunga The Fed mendorong dolar AS sehingga emas tidak menarik karena semakin mahal.
Pada awal minggu, emas melemah setelah data non-farm payroll yang kuat. Data yang baik tersebut masih menjadi sinyal bahwa ekonomi AS masih berjalan dengan baik sehingga tingkat inflasi masih tinggi. Kondisi ini bisa membuat The Fed memperpanjang kebijakan agresifnya.
Namun, sejumlah lembaga multinasional memperingatkan bahwa kebijakan ketat The Fed akan menyeret AS ke jurang resesi. Hal ini kembali meningkatkan optimisme pasar jika The Fed akan mengerem kebijakan ketatnya.
“Namun, pergerakan emas akan dihadapkan pada risiko penurunan ketimbang risiko naik jelang pertemuan The Fed,” kata analis tersebut. AirGuide, Michael Langford.
The Fed akan mengadakan pertemuan pada 13-14 Desember.
TIM PENELITIAN CNBC INDONESIA
(mae/mae)