Bagaimana Para Rasul Menjadi Berani
Ada banyak contoh di dalam Kitab Suci tentang bagaimana para rasul menjadi berani dalam mewartakan Injil Kristus kepada dunia. Para rasul adalah para pengikut Yesus yang dipilih secara khusus untuk memimpin gereja-Nya setelah Dia naik ke surga. Meskipun mereka adalah orang biasa, mereka dipenuhi dengan Roh Kudus yang memberi mereka keberanian, kekuatan, dan hikmat untuk melaksanakan tugas mereka. Artikel ini akan melihat beberapa contoh bagaimana para rasul menjadi berani dan apa yang dapat kita pelajari darinya.
1. Kesaksian Pembaptisan Roh Kudus
Sebelum Yesus naik ke surga, Dia berjanji kepada para pengikut-Nya bahwa Dia akan mengirim Roh Kudus bagi mereka. Dan pada hari Pentakosta, janji-Nya terpenuhi ketika Roh Kudus turun dengan kuat di atas para rasul. Mereka dipenuhi dengan Roh Kudus dan mulai berbicara dalam bahasa-bahasa yang tidak mereka ketahui sebelumnya, tetapi dapat dimengerti oleh orang-orang dari berbagai bangsa yang berada di Yerusalem saat itu.
Kehadiran Roh Kudus memberikan para rasul keberanian untuk bersaksi tentang Yesus kepada orang-orang di sekitar mereka. Petrus, salah satu dari dua belas rasul, bangkit dan memberikan kesaksian yang kuat tentang Yesus kepada orang banyak. Dia menjelaskan bahwa apa yang terjadi adalah penggenapan dari nubuatan dalam Kitab Yoel, bahwa pada hari-hari terakhir Roh Kudus akan dicurahkan kepada semua orang.
Petrus berkhotbah dengan penuh keberanian dan kekuasaan, sehingga ribuan orang yang mendengarkan khotbahnya tergerak hatinya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat mereka. Para rasul yang semula takut dan ragu menjadi berani dan puas untuk menyatakan iman mereka kepada siapa pun yang ingin mendengarkan.
2. Menghadapi Penganiayaan dan Penjara
Setelah Pentakosta, para rasul terus bersaksi tentang Yesus dan memberitakan Injil ke berbagai tempat. Namun, mereka juga mengalami penganiayaan dan pengejaran dari pihak berwenang dan pemimpin agama. Para rasul tidak gentar dan tetap berani dalam menghadapi penganiayaan ini. Mereka tidak gentar pada ancaman atau penindasan, tetapi tetap setia kepada panggilan mereka.
Salah satu contoh yang terkenal adalah ketika Petrus dan Yohanes diadili dan diancam oleh Sanhedrin karena mereka berbicara tentang Yesus dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Meskipun dihadapkan pada pilihan untuk menghentikan pemberitaan mereka atau dipenjarakan, mereka dengan berani menyatakan, “Tidakkah kami harus mendengarkan Allah dan bukan manusia?” Para rasul menganggap pemberitaan Injil lebih penting daripada keselamatan diri mereka sendiri.
Akibatnya, mereka ditangkap, dipenjara, dan mistreatment, tetapi mereka tetap teguh dalam iman dan tidak mengesampingkan panggilan mereka. Sebaliknya, mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk bersaksi kepada para tahanan dan penjaga penjara. Allah memperlihatkan kuasa-Nya dengan membuka pintu penjara dan melepaskan para rasul, dan banyak orang yang menjadi saksi dari mujizat ini.
3. Perjalanan Misi dan Ketabahan
Para rasul juga menjadi berani melalui perjalanan misi mereka. Mereka berangkat ke berbagai kota dan negara untuk memberitakan Injil kepada orang-orang yang belum mendengar tentang Yesus. Misalnya, Paulus, yang dulu dikenal sebagai Saulus, adalah seorang penganiaya gereja Kristus. Tetapi setelah pertemuannya dengan Yesus di jalan ke Damaskus, hidupnya berubah total dan dia menjadi salah satu rasul yang paling berani. Dia pergi ke tempat-tempat yang jauh dan sulit dijangkau, menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan.
Baik Paulus maupun rasul-rasul lainnya menghadapi penghinaan, pengejaran, dan kematian karena iman mereka. Tetapi mereka tetap teguh dalam kepercayaan mereka dan tidak takut untuk mewartakan apa yang mereka ketahui menjadi kebenaran. Mereka menganggap pengorbanan dan penderitaan sebagai kehormatan bagi Kristus. Mereka siap untuk menanggung segala sesuatu demi Injil dan menyebabkan banyak orang menjadi beriman kepada-Nya.
Kesimpulan
Bagaimana para rasul menjadi berani? Mereka menjadi berani melalui kuasa Roh Kudus, pengalaman pribadi dengan Yesus, ketabahan dan kekuatan iman mereka, dan fokus yang kokoh pada panggilan mereka untuk memberitakan Injil. Mereka mengatasi rasa takut dan keraguan mereka dan menempatkan iman mereka sepenuhnya dalam tangan Tuhan.
Kita juga dapat belajar dari keberanian para rasul ini dalam hidup kita sebagai pengikut Yesus. Roh Kudus juga hadir dalam hidup kita dan memberi kita keberanian untuk bersaksi tentang Kristus. Kita dipanggil untuk berani dalam menghadapi penganiayaan dan cobaan dalam hidup kita. Kita harus bertahan dalam iman kita dan tetap setia terhadap panggilan dan tugas yang Tuhan berikan kepada kita.
FAQ
1. Apa yang membuat para rasul menjadi berani?
Para rasul menjadi berani melalui kuasa Roh Kudus yang dipenuhi. Kehadiran Roh Kudus memberi mereka keberanian, kekuatan, dan hikmat untuk melaksanakan tugas mereka dalam mewartakan Injil Kristus kepada dunia.
2. Bagaimana rasul menghadapi penganiayaan?
Para rasul menghadapi penganiayaan dengan ketabahan dan kekuatan iman mereka. Mereka tidak takut untuk mewartakan Yesus dan kebenaran-Nya, meskipun dihadapkan pada ancaman, penjara, atau bahkan kematian.
3. Mengapa para rasul berani mengambil perjalanan misi yang berbahaya?
Para rasul berani mengambil perjalanan misi yang berbahaya karena mereka yakin bahwa Injil adalah kabar baik yang harus diberitakan kepada semua orang. Mereka menghadapi segala macam tantangan dan kesulitan karena mereka menyadari bahwa keselamatan jiwa orang lain lebih penting daripada kenyamanan dan keselamatan mereka sendiri.