Bagaimana Perintah Yesus Dalam Hal Baptisan
Sejak berdirinya Gereja, baptisan telah menjadi salah satu sakramen yang sangat penting dalam kehidupan iman seorang Kristen. Baptisan adalah tindakan pengurapan dengan air, yang menggambarkan pemurnian dari dosa asal dan pemilihan bagi umat manusia untuk menjadi bagian dari Tubuh Kristus. Namun, apa sebenarnya yang dikatakan oleh Yesus tentang baptisan? Bagaimana perintah-Nya mengarahkan kita dalam kehidupan kita sebagai umat Kristen? Mari kita eksplorasi lebih lanjut dalam artikel ini.
Baptisan dalam Injil
Salah satu pernyataan paling terkenal Yesus tentang baptisan ditemukan dalam Injil Matius, ketika Ia memberikan perintah kepada murid-murid-Nya:
“Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Matius 28:19-20).
Dalam pernyataan ini, Yesus menjelaskan tugas besar yang diberikan-Nya kepada para pengikut-Nya. Mereka diutus untuk menjadi murid-murid semua bangsa dan memperkenalkan mereka pada iman Kristen melalui tindakan baptisan. Baptisan di sini dilakukan dengan menyebutkan nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, menegaskan pengakuan iman dalam Tritunggal.
Makna dan Tujuan Baptisan
Secara umum, baptisan memiliki beberapa makna dan tujuan penting dalam kehidupan Kristen. Pertama, baptisan adalah tanda pemisahan dari dunia dan kematian dosa asal. Ketika seseorang dibaptis, ia secara simbolis mati bersama dengan Kristus dan bangkit dalam kehidupan baru. Oleh karena itu, baptisan adalah langkah pertama dalam hidup yang baru dalam Kristus.
Kedua, baptisan juga adalah tanda pengurapan Roh Kudus. Dalam banyak tradisi Kristen, baptisan dikaitkan dengan pemberian Roh Kudus kepada orang percaya. Penerimaan Roh Kudus melalui baptisan memberikan kekuatan dan kemampuan bagi setiap orang Kristen untuk hidup dalam kehendak Allah dan mengikuti teladan Yesus.
Ketiga, baptisan mengarahkan kita untuk hidup sebagai bagian dari persekutuan Gereja. Dalam tindakan baptisan, kita menjadi anggota Tubuh Kristus dan berkomitmen untuk berada dalam persekutuan saling mendukung dan saling mengerjakan kebaikan. Kita dipanggil untuk hidup sebagai keluarga Allah, di mana kita saling mengasuh dan saling memperhatikan satu sama lain.
Model Baptisan Yesus
Bagian lain dari Injil yang memainkan peran penting dalam pemahaman kita tentang baptisan adalah baptisan Yesus sendiri. Dalam Injil Matius, kita membaca tentang peristiwa baptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis:
“Lalu datanglah Yesus dari Galilea ke tempat Yohanes di sungai Yordan, hendak dibaptis oleh dia. Tetapi Yohanes enggan memberikan kepada-Nya, katanya: “Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu dan Engkau datang kepada-Ku?” Yesus menjawab kepadanya: “Biarkanlah sekarang, sebab kita harus menepati seluruh kebenaran.” Maka Yohanes memberikan-Nya izin. Ketika Yesus, setelah dibaptis, keluar dari dalam air, tiba-tiba terbuka langit baginya dan Yesus melihat Roh Allah turun seperti burung merpati datang ke atas-Nya. Dan dari langit terdengarlah suara: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan” (Matius 3:13-17).
Peristiwa baptisan Yesus ini merupakan contoh yang penting bagi kita. Meskipun Yesus adalah Anak Allah yang suci dan tidak berdosa, Ia memilih untuk melakukan baptisan sebagai contoh bagi kita dan untuk memenuhi kebenaran Allah. Baptisan Yesus juga menegaskan pengakuan-Nya sebagai Anak Allah yang dikasihi oleh Bapa dan penurunan Roh Kudus-Nya.
Perintah Yesus dan Penghayatan Kehidupan Baptisan
Perintah Yesus kepada para murid-Nya untuk membaptis adalah perintah yang jelas dan sebagai umat Kristen, kita dipanggil untuk mematuhi perintah-Nya. Baptisan bukan hanya tindakan fisik, tetapi juga panggilan untuk hidup sebagai seorang Kristen yang setia dalam setiap aspek kehidupan kita.
Sebagai bagian dari kehidupan Kristen, tugas kita bukan hanya untuk menerima baptisan, tetapi juga untuk memahami dan menghayati makna yang ada di baliknya. Melalui baptisan, kita dipanggil untuk meninggal dalam dosa dan bangkit dalam kehidupan baru bersama Kristus. Kita dipenuhi dengan Roh Kudus dan dipanggil untuk hidup dalam persatuan dengan Gereja.
Selain itu, baptisan juga membawa tanggung jawab kepada setiap orang Kristen untuk hidup sebagai Kristiani yang sejati di dunia ini. Kita dipanggil untuk menjadi saksi Kristus dan membuat murid dari semua bangsa. Hidup kita harus mencerminkan pengakuan iman kita dan memperlihatkan kasih dan kerahiman Kristus kepada orang lain.
FAQ
Apa yang terjadi jika seseorang tidak dibaptis?
Dalam tradisi Kristen, baptisan dianggap sebagai tindakan pemurnian dari dosa asal dan pengurapan dengan Roh Kudus. Oleh karena itu, bagi banyak denominasi Kristen, baptisan dianggap sebagai bagian penting dari keselamatan. Namun, jika seseorang tidak dibaptis, hal itu tidak berarti mereka tidak dapat menerima kasih dan rahmat Allah. Allah adalah kasih itu sendiri dan Dia mengenal hati setiap orang yang mencari-Nya.
Apakah baptisan harus dilakukan dalam bentuk tertentu?
Tradisi gerejawi dalam berbagai sekte Kristen memiliki perbedaan dalam praktik baptisan. Beberapa melakukan baptisan dengan menyirami sejumlah air di kepala seseorang, sementara yang lain menggunakan perendaman seluruh tubuh atau mencurahkan air di kepala. Pada akhirnya, yang paling penting adalah makna spiritual di balik tindakan baptisan, yaitu pemurnian dari dosa asal dan pengurapan dengan Roh Kudus. Tujuan utama baptisan adalah memasukkan seseorang ke dalam persekutuan dengan Gereja dan mengikuti teladan Yesus.
Apakah baptisan hanya boleh dilakukan pada masa kanak-kanak?
Baptisan bayi atau anak kecil sangat umum dalam beberapa tradisi Kristen. Orang tua biasanya memilih untuk mempercayakan anak mereka kepada Allah melalui tindakan baptisan dan berdoa agar mereka tumbuh dalam iman Kristen. Namun, banyak tradisi Kristen juga menerima baptisan orang dewasa yang telah membuat pilihan sadar untuk mengikuti Yesus Kristus. Yang terpenting adalah komitmen dan iman pribadi dalam mengikuti teladan Yesus dan hidup sebagai seorang Kristen.
Apakah baptisan satu-satunya cara untuk mencapai keselamatan?
Sebagai sakramen yang diinstitusikan oleh Yesus, baptisan sangat penting dalam kehidupan Kristen. Namun, baptisan bukan satu-satunya cara untuk mencapai keselamatan. Allah adalah kasih yang tak terbatas dan Dia memiliki jalan-Nya sendiri untuk membawa umat-Nya kepada-Nya. Baptisan adalah tanda pengakuan iman dan tanggung jawab kepada Allah, tetapi juga ada kasih karunia Allah yang memperoleh keselamatan bagi mereka yang belum dibaptis, dengan syarat mereka melalui jalan yang benar menuju Dia.