Baik Dimata Manusia Belum Tentu Baik Dimata Allah: Memahami Perbedaan Standar Moral
Standar moral adalah seperangkat nilai dan prinsip yang mengatur tindakan dan perilaku kita. Ini dapat bervariasi antara individu, budaya, dan agama. Namun sering kali kita menemukan bahwa apa yang dianggap baik oleh manusia tidak selalu dianggap baik oleh Allah. Baik dimata manusia belum tentu baik dimata Allah adalah sebuah ungkapan yang mengajarkan kita untuk tidak hanya memandang baik buruknya hanya dari perspektif manusia semata.
Apa yang Dimaksud Dengan “Baik Dimata Manusia”?
Ketika kita berbicara tentang baik dimata manusia, ini merujuk pada standar moral yang diterima dan dianggap baik oleh masyarakat. Manusia memiliki beragam pandangan dan nilai-nilai, dan selama mereka tidak melanggar hukum atau etika umum, banyak tindakan dapat dianggap baik atau buruk berdasarkan pandangan manusia.
Misalnya, sebagian besar masyarakat setuju bahwa berbuat jahat seperti mencuri, berbohong, atau merugikan orang lain adalah tindakan yang buruk. Sebaliknya, tindakan yang dianggap baik bisa berupa tolong-menolong, berbuat kebaikan, dan membantu orang lain. Namun, ini adalah pandangan yang dibuat oleh manusia, berdasarkan pemikiran mereka, budaya mereka, dan pandangan dunia mereka.
Standar Moral Menurut Allah
Dalam pandangan agama, standar moral tidak hanya ditentukan oleh perspektif manusia semata. Allah sebagai pencipta dan sumber segala sesuatu memiliki otoritas untuk menetapkan aturan moral yang berasal dari-Nya. Bagi orang yang beriman, pandangan dan aturan Allah menjadi pedoman dalam menentukan baik dan buruk.
Islam sebagai salah satu agama besar di dunia mengajarkan bahwa standar moral ditetapkan oleh Allah melalui kitab suci Al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an menjadi petunjuk utama dalam memahami kehendak Allah dan bagaimana manusia seharusnya hidup. Agama-agama lain juga memiliki ajaran dan kitab suci mereka sendiri yang menetapkan standar moral.
Misalnya, Al-Qur’an secara tegas melarang tindakan seperti membunuh, mencuri, dan berbohong. Lebih dari itu, Islam juga mengajarkan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama, berbagi kekayaan dengan yang membutuhkan, dan berperilaku sopan santun. Ini adalah beberapa contoh standar moral yang dianggap baik dalam pandangan Allah.
Perbedaan Antara Standar Moral Manusia dan Standar Moral Allah
Sering kali terdapat perbedaan antara apa yang dianggap baik oleh manusia dan apa yang dianggap baik oleh Allah. Masyarakat cenderung memandang baik atau buruk berdasarkan kepentingan pribadi, budaya, atau pemikiran sempit. Namun, Allah memiliki perspektif yang lebih luas dan tertinggi dalam menentukan apa yang benar dan baik.
Sebagai contoh, dalam pandangan manusia, kekayaan dan kekuasaan sering dianggap sebagai tanda kesuksesan dan kebaikan. Mereka yang memiliki kekayaan dan kekuasaan seringkali dihormati dan dianggap baik oleh masyarakat. Namun, Allah mengajarkan bahwa kekayaan dan kekuasaan hanya sementara dan tidak membawa kebaikan sejati kecuali digunakan dengan baik untuk kebaikan orang lain.
Demikian pula, manusia seringkali terpaku pada kesenangan duniawi seperti hiburan, mewah, dan kenikmatan yang sementara. Namun, Allah mengajarkan bahwa kehidupan ini adalah ujian dan persiapan untuk akhirat. Kebaikan sejati adalah mencari keridhaan Allah dan berbuat baik kepada sesama.
Mengapa Anda Harus Mengikuti Standar Moral Allah?
Mengikuti standar moral Allah bukan hanya penting dalam konteks agama, tetapi juga membawa manfaat yang lebih luas bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan. Berikut alasan mengapa mengikuti standar moral Allah sangat penting:
1. Hak Asasi Manusia dan Keadilan
Standar moral Allah mengajarkan pentingnya menghormati hak asasi manusia dan berperilaku adil. Allah mengajarkan agar tidak melanggar hak orang lain atau menindas mereka. Dengan mengikuti standar moral Allah, kita memastikan bahwa setiap individu dihormati dan diperlakukan secara adil.
2. Keselarasan Dengan Alam Semesta
Standar moral Allah juga mencakup nilai-nilai yang menghormati lingkungan dan seluruh ciptaan-Nya. Allah mengajarkan umat-Nya untuk memelihara alam, tidak merusak lingkungan, dan menghormati ekosistem yang ada. Dengan mengikuti standar moral Allah, kita dapat menjaga keseimbangan dan keselarasan dengan alam semesta.
3. Kesejahteraan Pribadi dan Spiritual
Mengikuti standar moral Allah juga membawa kesejahteraan pribadi dan spiritual. Ketika kita hidup sesuai dengan kehendak-Nya, kita hidup dalam harmoni dengan diri kita sendiri dan dengan Allah. Mengikuti standar moral Allah membantu kita mencapai kedamaian batin dan melalui itu, kita dapat mencapai kebahagiaan yang hakiki.
4. Hubungan Sosial yang Sehat dan Berkualitas
Dengan mengikuti standar moral Allah, kita menciptakan hubungan sosial yang sehat dan berkualitas. Standar moral Allah mengajarkan kita untuk berbuat baik kepada sesama, saling menghormati, dan menjaga hubungan yang baik. Dengan menerapkan nilai-nilai ini dalam hubungan kita, kita dapat menciptakan masyarakat yang harmonis dan penuh cinta.
5. Perspektif yang Luas dan Tertinggi
Allah sebagai pencipta memiliki perspektif yang luas dan tertinggi tentang kehidupan. Dengan mengikuti standar moral Allah, kita melihat dunia ini dengan cara yang lebih holistik dan menyadari tujuan sejati kita dalam hidup. Ini membantu kita menghindari pandangan yang sempit dan bersikap lebih bijaksana dalam menghadapi berbagai situasi.
FAQ
1. Apakah standar moral Allah mutlak dan tidak boleh dipertanyakan?
Standar moral Allah diyakini sebagai mutlak dan tidak boleh dipertanyakan oleh penganut agama tersebut. Hal ini berdasarkan keyakinan bahwa Allah sebagai pencipta memiliki otoritas tertinggi dalam menentukan tindakan yang baik dan buruk. Namun, pemahaman dan interpretasi atas standar moral Allah bisa berbeda-beda di kalangan pemeluk agama yang sama.
2. Bagaimana jika ada konflik antara standar moral Allah dan standar moral manusia?
Ketika ada konflik antara standar moral Allah dan standar moral manusia, individu yang taat akan cenderung memilih untuk mengikuti standar moral Allah. Mereka akan tetap mempertahankan nilai-nilai dan ajaran agama mereka meskipun bertentangan dengan pandangan manusia. Ini memerlukan keberanian dan keteguhan hati dalam memegang teguh keyakinan mereka.
3. Apakah kebaikan dimata manusia selalu buruk dimata Allah?
Tidak semua kebaikan dimata manusia buruk dimata Allah. Beberapa tindakan yang dianggap baik oleh manusia juga diperbolehkan dan dianjurkan dalam agama. Namun, Allah melihat lebih dari sekedar tindakan luar. Allah melihat niat dan motif di balik setiap tindakan kita. Kebaikan yang tulus dan didasarkan pada keikhlasan akan dianggap baik dimata-Nya.
4. Apakah standar moral manusia tidak penting?
Standar moral manusia tidak bisa diabaikan sepenuhnya karena mereka berperan penting dalam mempertahankan nilai dan etika sosial. Standar moral manusia dapat membantu masyarakat hidup sesuai dengan aturan hukum dan menjaga kebaikan bersama. Meskipun begitu, penting bagi manusia untuk mengingat bahwa standar moral Allah yang lebih luas dan absolut memiliki kepentingan yang lebih tinggi.
5. Apa yang harus dilakukan jika ada perbedaan pandangan antara standar moral manusia dan standar moral Allah?
Ketika ada perbedaan pandangan antara standar moral manusia dan standar moral Allah, adalah penting untuk merenungkan dan memahami ajaran agama kita dengan bijaksana. Dalam merespon perbedaan tersebut, kita harus mencari kebijaksanaan tulisan agama dan berkonsultasi dengan pemuka agama yang dapat memberikan panduan lebih lanjut. Kesadaran akan adanya perbedaan ini juga dapat membantu kita menjaga kerendahan hati saat berinteraksi dengan orang lain yang memiliki pandangan berbeda.
Kesimpulan
Mempertimbangkan baik buruknya hanya dari perspektif manusia semata adalah pandangan yang terbatas. Allah sebagai pencipta memiliki otoritas tertinggi dalam menentukan apa yang baik dan buruk. Mempertimbangkan dan mengikuti standar moral Allah memberikan manfaat baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Dengan mengikuti standar moral Allah, kita menciptakan hubungan sosial yang sehat, menjaga lingkungan, dan mencapai kesejahteraan pribadi dan spiritual. Penting bagi kita untuk berpikir lebih luas dan mengacu pada ajaran agama saat menilai baik buruknya suatu tindakan atau perilaku.