Pemerintah Pusat telah menginstruksikan seluruh daerah untuk mewaspadai varian baru Flu Burung (H5N1) yaitu Claude 2.3.4.4b. Meskipun risiko infeksi pada manusia tetap rendah, kehati-hatian penting mengingat mutasi virus yang cepat dan konsisten pada mamalia.
Instruksi tersebut tertuang dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Nomor PV.03.01/C/824/2023 tentang Kewaspadaan Kejadian Luar Biasa Flu Burung (H5N1) New Clade 2.3.4.4b yang diterbitkan pada 24 Februari 2023.
“Saat ini belum ada laporan penularan ke manusia. Tapi, kita tetap harus waspada,” kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr Maxi Rein Rondonuwu di Jakarta, Sabtu (25/2).
Informasi ini membuat salah satu peternak unggas di Kota Banjarmasin khawatir. Salah satunya adalah Haji Johansyah. Peternak itik di Kelurahan Banua Anyar, Kecamatan Banjarmasin Timur ini memilih tidak menjual itiknya setelah mengetahui adanya kasus flu burung di Kabupaten Tanah Bumbu.
“Kalau masuk Kalsel seperti ini, lebih baik pakai sendiri untuk kebutuhan restoran saya,” ujar Johan saat ditemui di perkebunannya, Rabu (1/3) siang.
Menurutnya, semua itik miliknya terjamin kebersihan dan kesehatannya. Namun, ia masih khawatir jika bebek itu dijual ke orang lain, akan dituduh membawa penyakit ke orang lain.
“Kami tidak mau ambil resiko. Awalnya ternak kami hanya untuk konsumsi pribadi. Jadi lebih baik berhenti beternak sampai penyakitnya hilang,” ujarnya.
Untuk mencegah ternaknya tertular flu burung varian baru ini, Johan rutin membersihkan kandang dan memberi vitamin. “Kandang harus dibersihkan dua kali sehari. Vitaminnya sama. Makanannya juga tidak sembarangan, harus bergizi, agar itik kita sehat untuk dijadikan makanan di rumah makan,” ujarnya.
Apakah flu burung sudah masuk Banjarmasin? Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarmasin, Makhmud menjelaskan, belum ada temuan.
“Beberapa hari lalu, kami melakukan pengecekan acak terhadap 40 ekor burung milik peternak dan penghobi. Alhamdulillah semuanya negatif, dan tidak ada indikasi terpapar virus flu burung,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Rabu siang.
Sebagai langkah antisipatif, pihaknya terus memberikan edukasi dan sosialisasi kepada peternak dan penghobi unggas di Kota Banjarmasin.
“Kami meminta para peternak dan penghobi unggas untuk menjaga kebersihan kandang. Jangan biarkan kotoran menumpuk. Faktor utama yang menyebabkan unggas tertular virus flu burung adalah karena kurangnya kebersihan di kandang,” jelasnya.