Kota Amuntai, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) di Kalimantan Selatan, kembali dilanda banjir akibat meningkatnya debit air Sungai Balangan dan Tabalong sejak Selasa (28/3) sore.
Pantauan terakhir pada Rabu (29/3) sore pukul 17.00 WITA jalan di sekitar Kota Amuntai kembali tergenang air, seperti Jalan Ahmad Yani, Basuki Rahmat, Jalan Kuripan dan lainnya.
Baca juga: Amuntai dikepung banjir, jumlah warga terdampak bertambah
“Warga media sosial ramai memposting kejadian banjir di Kabupaten Balangan dan Tabalong agar warga kami tetap waspada terhadap banjir susulan,” kata warga RT.01 Murung Sari Amuntai, Rizki Prihidayat.
Rizki yang juga ketua RT setempat berharap pemerintah daerah segera menyalurkan bantuan karena banjir sudah terjadi sejak pekan lalu, meski baru surut pada akhir pekan.
Banjir ini pun, kata Rizki, sudah terjadi untuk keempat kalinya di tahun 2023 akibat cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi di hulu sungai.
Akhir pekan lalu, BPBD HSU sempat menginformasikan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Balangan yang berstatus siaga meski banjir sudah surut.
Pusat Pengendalian Operasi BPBD HSU (Pusdalops-PB) setiap hari melaporkan kepada Gubernur Kalimantan Selatan dan BPBD jumlah desa, rumah, kepala keluarga dan per orang yang terkena dampak banjir di HSU.
Banjir melanda Kecamatan Amuntai Selatan, Babirik, Haur Gading, Kali Pandan, Kali Tabuk, dan Danau Panggang. Sebanyak 126 desa terdampak banjir dengan 11.309 rumah, 14.412 kepala keluarga dan 40.631 jiwa. Sejumlah fasilitas umum, fasilitas daerah, dan fasilitas pendidikan juga dilaporkan terdampak.
Baca juga: Warga menunggu bantuan banjir
BPBD HSU akan mengaktifkan kembali Posko Patung Bebek Siring dan Area Dapur Umum di beberapa titik kecamatan dan desa. Melaksanakan kegiatan monitoring melalui perangkat radio komunikasi repeater VHF, Internet, SMS dan WA Pos HSU BPBD.
“Kami juga melakukan kegiatan rutin, penatausahaan, pelaporan, penertiban dan operasional petugas piket BPBD Pusdalops-PB,” jelas Plt Kepala BPBD HSU Moch Arifil.
Monitoring dan koordinasi juga dilakukan dengan dinas/instansi terkait, KKR, Satgas, Pusdalops-PB dan relawan di seluruh wilayah terdampak.
Kepala BPBD mengimbau kepada Petugas TRC, Satgas, Pusdalops-PB Operator BPBD untuk terus memantau daerah-daerah yang berpotensi banjir, tanah longsor, puting beliung dan kebakaran hutan dan lahan serta melaporkan perkembangan di lapangan.
Baca juga: Bencana banjir terparah dalam 25 tahun terakhir
HAK CIPTA © Berita ANTARA Kalimantan Selatan 2023