TEMPO. BERSAMA, Jakarta – banjir bandang di Kabupaten Lahat, Kamis 9 Maret 2023, terbukti kerusakan tutupan lahan di hulu DAS Sumsel. Sungai Lematang, sebagai salah satu anaknya Sungai Musimengalami penurunan kemampuannya dalam menahan dan menyimpan air saat hujan dengan frekuensi tinggi atau deras.
“Menurunnya daya dukung dan daya tampung Sungai Lematang terlihat dari terjadinya sedimentasi yang sangat tinggi sehingga membuat sungai menjadi dangkal dan air menjadi keruh,” kata Syafrul Yunardy, Ketua Forum Wilayah Sungai Sumsel, Jumat 10 Maret 2023 .
Delapan kabupaten terendam, antara lain Semende Darat Laut, Panang Enim, Tanjung Agung, dan Kota Muara Enim. Banjir juga merusak puluhan kios pedagang pasar tradisional dan ratusan hektar sawah di Desa Lubuk Nipis.
Profil Sungai Lematang
Sungai Lematang adalah sungai yang terletak di Sumatera Selatan. Sungai ini mengalir melalui lima kota dan kabupaten yaitu, Kota Pagar Alam, Kabupaten Lahat, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Kota Prabumulih, dan Kabupaten Muara Enim. Muara Sungai Lematang terletak di tepi Sungai Musi, tepatnya di Kecamatan Sungai Rotan, Kabupaten Muara Enim.
Sungai Lematang dikenal sebagai salah satu dari sembilan sungai terbesar atau Batanghari Sembilan yang mengalir di Sumatera Selatan. Meluncurkan p2k.unkris.ac.id, di sungai yang berada di Kabupaten Lahat ini telah ditemukan sejenis perahu kuno yang disebut biduk. Sungai Lematang rupanya dulu sering dilalui oleh kapal-kapal beroda simbolis yang melintas di kawasan tersebut dan singgah untuk menjual barang atau berdagang barang.
Ketika kapal meninggalkan kawasan yang disinggahi, masyarakat setempat kembali dari tepi sungai yang dalam bahasa Lahat disebut Larat yang berarti pergi. Inilah asal muasal lahirnya nama kota Lahat. Namun karena Sungai Lematang semakin dangkal, kapal beroda lambung tidak bisa lagi melewatinya.
Mengutip culture.kemdikbud.go.id, sungai yang membentang dari hulu hingga ke pedalaman jalur Bukit Barisan ini selalu berperan vital sebagai jalur transportasi. Sebagai Lematang, merupakan urat nadi kehidupan masyarakat di sepanjang sungai dan pedalaman Sumatera bagian selatan. Hingga saat ini peran tersebut belum bisa hilang sepenuhnya.
Meski kini jalan sudah dibuka, kapal dagang yang digunakan warga sebagai alat transportasi masih bisa ditemukan. Sebelum alat transportasi modern ditemukan, bisa dibayangkan betapa ramainya arus lalu lintas kapal saat itu. Kutipan antaranews.comkini lebaran di bantaran sungai lematang menjadi alternatif tempat hiburan para remaja.
Ada banyak remaja yang menikmati pemandangan untuk melepas lelah. Beberapa warga bahkan mengikuti kegiatan kuliner, menyantap makanan dan minuman di sepanjang aliran sungai yang dijadikan lomba arung jeram pemerintah Kabupaten Lahat.
Pilihan Redaksi: Pasca Banjir Bandang di Lahat, Petugas Masih Mencari 1 Orang yang Diseret
Ikuti berita terbaru Tempo di Google News, klik di sini.