REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bencana banjir melanda tiga kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan pada Rabu (17/8/2022). Akibatnya, satu warga Desa Tilahan dikabarkan meninggal dunia diterjang arus banjir.
“Banjir dipicu curah hujan tinggi di kawasan pegunungan Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan mengakibatkan banjir di empat desa, yakni Desa Aluan dan Aluan Besar, Kecamatan Batu Benawa, Desa Haruyan, Kecamatan Haruyan, dan Desa Tilahan, Kecamatan Hanntak. ,” ujar Pj. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.idKamis (18/8/2022).
Ia menambahkan, sebanyak 366 unit rumah terdampak banjir dengan tinggi muka air (TMA) 5 hingga 30 sentimeter. Lebih lanjut, BNPB mendapat laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Hulu Sungai Tengah bahwa sebanyak 366 Kepala Keluarga (KK) atau 1.072 jiwa terdampak banjir, dan 4 orang diantaranya mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Saat kejadian, BPBD dan tim gabungan langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan asesmen, evakuasi dan menyiapkan peralatan penanganan darurat. Kondisi terkini di lokasi kejadian, pihaknya mendapat laporan bahwa banjir sudah surut dan para pengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing. “Namun petugas tetap memantau dan siap siaga jika ada banjir susulan,” ujarnya.
Ia mengutip Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui situsnya yang mengeluarkan prakiraan cuaca untuk wilayah Kalsel. BMKG juga mengeluarkan peringatan dini potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang pada sore atau malam hari di Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan, Tabalong, Tanah Bumbu, Kabupaten Kotabaru pada Kamis. , (18/8/2022).
Sedangkan melalui kajian risiko bencana Inarisk, wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah memiliki risiko kerawanan banjir sedang hingga tinggi di 11 kecamatan dengan luasan kerawanan seluas 56.444 hektar. Menyikapi potensi bencana tersebut, BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap ancaman banjir susulan, terutama bagi warga yang tinggal di sekitar sungai.
Untuk kesiapsiagaan, ketika hujan dengan intensitas tinggi terjadi terus menerus selama 1 jam, masyarakat di daerah rawan banjir harus mempersiapkan diri dan mengungsi ke tempat yang aman. “Kewaspadaan dan kesiapsiagaan bersama diharapkan dapat meningkatkan ketahanan terhadap bencana di sekitar kita dan mengurangi korban jiwa,” ujarnya.