Hujan mengguyur Kabupaten Tapin sejak Kamis (2/2) dini hari. Akibatnya, beberapa daerah tergenang air. Dua yang cukup parah, di Desa Parigi Simbar, Kecamatan Bakarangan dan di Desa Nes 18 Sawang, Kabupaten Tapin Selatan.
Untuk Desa Parigi Simbar, data Pusdalops BPBD Tapin menunjukkan tiga RT terendam, dengan 58 kepala keluarga dan 154 orang terdampak.
Kepala Desa Parigi Simbar Suriadi menjelaskan, banjir tersebut memang disebabkan luapan air sungai, ditambah hujan yang turun sejak tengah malam. “Air mulai naik dari jam 5 pagi, dari jam 7 sampai jam 8 pagi,” ujarnya, Kamis (2/2).
Dalam banjir yang melanda, ada satu keluarga yang harus mengungsi. Rumahnya terkena banjir dan ada penghuni baru yang melahirkan. “Ada empat orang dalam satu keluarga. Mereka mengungsi ke rumah kerabatnya,” jelasnya. Harus diakui, banjir seperti ini sering terjadi. Ia pun berharap pihak terkait dapat membantu menanganinya.
“Biasanya kalau air naik, butuh dua sampai tiga hari baru turun. Bahkan jika itu adalah hari yang panas. Tapi kalau hujan terus, akan lambat,” jelasnya.
Bergeser ke Nes 18, Desa Sawang, Kabupaten Tapin Selatan, meski tidak ada rumah yang terendam di sini, jalan, sawah, perkebunan karet, dan tambak ikan juga terkena dampaknya.
“Sejak 2 tahun lalu air di sini selalu naik, bahkan airnya seperti lumpur. Kami menduga ada limbah dari tambang, karena wilayah kami termasuk ring satu,” ujar Idris, Ketua RW 3 Nes 18. Oleh karena itu, ia mewakili warga Nes 18 berharap ada tindak lanjut dari pihak terkait, dengan menanggapi keluhan warga terdampak. .
Tak berbeda, Nurul, warga Nes 18, juga meminta pihak terkait untuk bertanggung jawab. Apalagi berdampak pada dapur, bak mandi dan sumur. “Khusus untuk sumur tua, airnya bersih saja. Biasanya bisa sampai 10 hari,” ujarnya.
Kepala Pelaksana BPBD Tapin Raniansyah menjelaskan, untuk Nes 18 rumah tidak masuk, hanya halaman dan jalan saja yang terkena. “Biasanya suatu saat akan surut,” ujarnya.
Raniansyah melanjutkan, selain dua wilayah yang disebutkan tadi, ada juga wilayah lain yang terdampak banjir, yakni kompleks Labuan Permai, Desa Rangda Malingkung, Kecamatan Tapin Utara. Informasi baru diterima pada pukul 15.30 WITA. “Korban yang terkena dampak adalah 60 kepala keluarga dengan 120 jiwa. Ketinggian air dari 10 cm sampai 40 cm,” jelasnya.
Kemudian di Desa Banua Halat Kanan, RT 4, Kecamatan Tapin Utara. Informasi baru diterima pukul 16.20, disini ada 10 kepala keluarga dengan 20 jiwa terdampak. “Air hanya menggenangi pekarangan warga,” pungkasnya. (dly/ij/ran)