Jumlah Pembaca : 18
Kabar Kalimantan, Paringin – Production Expose PT Adaro Indonesia dengan menghadirkan data hasil produksi tahun 2022 di Kabupaten Balangan sebesar 4,9 juta ton, wilayah Kabupaten Tabalong sebesar 4,3 juta ton serta wilayah Tutupan Balangan dan Tabalong sebesar 39,7 juta ton, sedangkan total produksi tahun 2022 adalah 49,1 juta ton, mendapat pertanyaan dari DPRD Kabupaten Balangan.
Dalam rapat kerja tersebut, tidak ada pembahasan data penetapan batas wilayah dan hasil produksi antara Kabupaten Balangan dan Tabalong.
Wakil Ketua Komisi I DPRD Balangan H Rusdi mempertanyakan batas wilayah antara Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong, tidak jelas dimana titik penambangannya dan hasil produksi yang diperoleh selama ini hanya diperoleh data dari PT Adaro Indonesia.
“Selama ini kami baru menerima data dari PT Adaro Indonesia. Kami minta data riil sesuai kondisi di lapangan, hasil produksi yang didapat masing-masing kabupaten,” ujar H Rusdi dari Fraksi Nasdem dalam rapat di Balai Paripurna DPR. DPRD Balangan, Senin (30/01/2019) 2023).
Rusdi juga meminta data lokasi perbatasan dan hasil produksi, karena terkait Dana Bagi Hasil (DBH) berdasarkan luasan yang telah ditambang untuk 2 Kabupaten dan berdasarkan jumlah produksi, yang tentunya akan diserahkan ke Pemerintah Kabupaten Balangan.
“Jika wilayah pertambangan di Kabupaten Balangan lebih luas dan hasil produksinya juga lebih tinggi, maka Dana Bagi Hasil (DBH) tidak harus diberikan sama dengan kabupaten lain. Hal ini perlu diperjelas karena produksi pertambangan banyak. mengarah ke daerah Balangan,” katanya.
Senada dengan H Rusdi, Wakil Ketua I DPRD Balangan M Ifdali meminta agar dilakukan peninjauan langsung ke lokasi dan kembali diupayakan agar hasil produksi yang diperoleh dari wilayah Kabupaten Balangan dan Tabalong menjadi lebih jelas.
“Karena selama ini daerah perbatasan antara Kabupaten Balangan dan Tabalong atau penutupan ini menjadi penyumbang produksi terbesar. Sedangkan untuk hasil produksi tidak disebutkan secara jelas di masing-masing kecamatan,” pintanya.
Pasalnya, rapat kerja yang dipimpin langsung Ketua DPRD Balangan Ahsani Fauzan belum menemukan titik terang terkait kejelasan batas wilayah dan data hasil produksi per kecamatan dan akan dilanjutkan rapat berikutnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Seksi Hubungan Pemerintah PT Adaro Indonesia Wahyudi mengatakan sulit memberikan data produksi aktual karena produksi tidak menentu mengikuti arah kandungan batubara, pihaknya juga tidak bisa membatasi eksploitasi.
“Sementara itu, data areal konsesi atau lahan yang telah diberikan izin dan lubang atau areal yang merupakan areal produksi dapat diakses secara terbuka dan sudah dilaporkan ke bagian ESDM,” ujarnya.
Anggota DPRD rencananya akan datang langsung ke PT Adaro Indonesia Wahyudi dan akan berkoordinasi dengan pihak perusahaan.
Hadrianor