Jakarta –
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) memiliki strategi untuk meringankan biaya haji. Salah satunya, dengan masuk ke dalam ekosistem haji.
“Satu-satunyanya jalan adalah kita harus masuk ke dalam ekosistem haji. BPKH dengan dana kelolaannya harus masuk ke dalam ekosistem haji,” kata Kepala BPKH Fadlul Imansyah kepada Tim Blak-blakan detikcom, Jumat (24/2/2023).
Ekosistem haji itu, sebutnya, pertama pada penginapan. Dia mengatakan, cara yang bisa ditempuh dengan advance payment.
Ia pun menerangkan seperti halnya agen yang memesan atau booking hotel beberapa tahun dengan fixed cost atau biaya tetap. Sehingga, hotel itu bisa digunakan tidak hanya untuk jemaah haji.
Fadlul pun mengungkap, Kementerian Agama sendiri biasanya memesan hotel untuk 1 musim atau 3 bulan.
“Kosong isi pokoknya dia satu musim. Bisa dibayangkan kalau kita bisa nge-booking setahun, itu kan sebenarnya travel-travel umroh itu membutuhkan itu,” ujarnya.
Dengan masuk ke ekosistem ini, BPKH akan ‘membeli’ kamar tersebut. Kemudian, yang ingin memakai kamar tersebut bisa membayar ke BPKH.
“Silahkan, bayarnya ke kita, di luar, termasuk di dalamnya selama 3 bulan calon jemaah itu. Itu satu. Kita jangan bicara bangun gedung dulu deh. Kita advance payment dulu aja. Itu sudah satu hal menurut kami secara harga, kan otomatis dong pasti harga seharusnya lebih murah dan fixed cost,” ujarnya.
Kedua, terkait catering. Berdasarkan informasi yang ia terima, jemaah umroh pada 2022 mencapai 2 juta jemaah. Besarnya jumlah jemaah itu menunjukkan, kebutuhan akan makanan sangat besar.
“Kalau misalnya kita punya satu pabrik, atau satu apalah yang mengelola catering ini secara konsisten itu kan cost-nya pasti murah dong. Kan orang misalnya cuma pas waktu haji doang, pasti kan mereka dibilang peak season, termasuk kaya hotel. Akhirnya harga daging naik, harga apa naik,” ungkapnya.
Ketiga terkait transportasi. Fadlul menerangkan, pihak Arab Saudi sendiri tengah melirik bus listrik sebagai moda transportasi yang efisien. Ia menambahkan, pihak Arab telah memberikan penawaran untuk kerja sama dalam pengadaan bus ini.
“Jadi sekarang sudah ada shuttle bus dari tempat Miqat ke Masjidil Haram dan itu gratis. Pertanyaannya, ini kan baru buat umroh nih, haji kan butuh banyak lagi, mereka itu butuh dibantu untuk pengadaan electrical busnya. Dan itu siapa yang bisa melakukan itu, karena Indonesia punya experience itu, mereka minta bisa nggak kalian bantu, sekalian kalian mau invest, kita deh bagi hasil, OK buat mereka,” jelasnya.
(acd/eds)