maeCNBC Indonesia
Pasar
Senin, 20/03/2023 14:35 WIB
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas menembus level US$ 2.000/troy ounce. Pada perdagangan Senin (20/3/2023) pukul 14:26 WIB, harga emas menembus US$ 2.007,69 per troy ounce atau terbang 1%.
Ini pertama kalinya emas menembus level US$2.000 sejak 8 Maret 2022 atau beberapa hari setelah meletusnya perang Rusia-Ukraina pada akhir Februari 2022.
Lonjakan harga emas hari ini melanjutkan tren positifnya sejak pekan lalu.
Pada penutupan perdagangan Jumat (17/3/2023), emas ditutup di level US$ 1.987,93 per troy ounce. Harga logam mulia itu terbang 3,59%. Harga tersebut merupakan yang tertinggi sejak 10 Maret 2022 atau setahun terakhir.
Kenaikan 3,59% per hari Jumat lalu juga menjadi rekor tersendiri. Kenaikan sebesar 3,59% tersebut merupakan yang tertinggi sejak 24 Maret 2020 atau tiga tahun terakhir dimana pada tanggal tersebut emas terbang 3,67% sehari.
Dalam sepekan, harga emas melonjak 6,43%. Perolehan sebesar 6,43% juga merupakan rekor terbaik sejak Maret 2020 atau tiga tahun terakhir. Pada pekan terakhir Maret 2020 (23-27 Maret 2020), harga emas terbang 8%.
Pekan lalu, harga emas berkibar setelah Amerika Serikat (AS) dan Eropa diguncang krisis perbankan.
AS terguncang setelah Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank dan Signature Bank kolaps sementara Eropa diguncang krisis Credit Suisse.
“Emas bersinar terang dalam situasi kisruh seperti ini karena investor memilih berhati-hati,” kata analis FXTM Lukman Otunuga dikutip dari Reuters.
Berkat emas berlanjut karena data inflasi AS dan indeks harga produsen (IPP) juga diratakan. Inflasi AS turun menjadi 6% (tahun demi tahun/yoy) pada Februari 2023.
Sementara itu, IPP merosot hingga 4,6% (yoy) pada Februari 2023 atau terendah sejak Maret 2021. Kenaikan ini jauh lebih kecil dibandingkan Januari 2023 (5,7%) atau ekspektasi pasar sebesar 5,4%.
Data inflasi dan krisislah yang masih bisa mendukung harga emas.
Dengan inflasi yang melandai dan krisis yang kian membesar, pasar juga optimis bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) tidak akan ‘galak’.
Seperti diketahui, The Fed akan menggelar pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Selasa dan Rabu pekan ini waktu AS (21-22/3/2023).
PENELITIAN CNBC INDONESIA
(mae/mae)