Liputan6.com, Banjarmasin Nusantara kaya akan cita rasa dan beragam makanan unik. Lamang salah satunya, selain khas Sumatera Barat juga khas Kalimantan Selatan, khususnya Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Makanan tradisional adalah jenis makanan yang terbuat dari beras ketan atau disebut juga dengan pulut. Kemudian proses memasaknya terbilang unik karena menggunakan ruas bambu dengan cara dibakar.
Makanan khas Kandangan ini kini banyak ditemui saat bulan Ramadan, khususnya di pasar Wadai (kue) di wilayah Kalimantan Selatan.
“Lamang Kandangan, Lamang Kandangan, Lamang Kandangan ada di Banjarmasin,” kata Maspah, salah seorang pedagang Lamang kepada pengunjung Pasar Wadai yang dikelola Pemprov Kalsel, Selasa sore (28/3/2023).
Maspah mengatakan sudah 20 tahun menekuni perdagangan Lamang. Berdagang di Pasar Wadai hingga hari keenam, disebutkan dagangannya laris manis.
“Alhamdulillah selama bulan Ramadhan dari awal sampai sekarang sudah enam hari, Alhamdulillah laris manis disini,” lanjutnya.
Lamang dijual seharga Rp 20.000 per buah atau Rp 25.000 per bungkus dengan tambahan telur asin dan kuah sate. Lalu ada juga tapai atau tape dari beras ketan dan singkong dengan kemasan yang sama dan harga yang sama, masing-masing Rp 20.000.
Pembuatannya juga langsung dilakukan di Kandangan. Selain kayu bakar dan bambu, material yang lebih muda ditemukan di Kandangan.
Selanjutnya, Lamang dikirim ke Banjarmasin menggunakan mobil angkut. Hal ini menjadi pertimbangan jika pembuatan dilakukan di Banjarmasin, maka besar kemungkinan bambu yang digunakan berasal dari Kandangan.
“Semoga makanan tradisional ini selalu dilestarikan dan dilakukan oleh para UMKM agar makanan khas Banjar seperti ini bisa bertahan,” harap Maspah.
Sedangkan Adi Sinaga, warga asal Sumatera Utara yang berdomisili di Banjarmasin, ingin mencoba makanan Lamang Kandangan ditemani istrinya. Menurutnya, selama empat tahun berada di Banjarmasin, ia harus mencoba mencicipinya.
“Saat ini kami sedang mencari celah, sedangkan Lamang ini belum pernah mencobanya dan akan segera mencobanya, katanya dari Kandangan,” ujar Adi Sinaga.
Meski baru pertama kali belanja makanan, ia berharap lamang yang dibelinya sesuai selera. Sekaligus berharap jika cocok dengan seleranya dia akan kembali lagi untuk membeli.
Kemudian bersama pembeli lainnya, Titin, seorang pengunjung Pasar Wadai menyempatkan diri untuk membeli tape singkong.
“Dia beli tape singkong sebagai bahan campuran es campur,” kata Titin yang didampingi suaminya.
“Keberadaan pasar wadai seperti saat ini cukup membantu kami, jadi kami juga tidak memasak di rumah, terutama bermanfaat bagi banyak orang, terutama ibu-ibu yang bekerja dan tentunya memudahkan jika tidak memasak di rumah. ,” harap Titin.
Tonton juga video pilihan berikut ini: