Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Hulu Sungai Selatan (HSS) telah menetapkan status waspada kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel).
Kepala BPBD HSS Kusairi mengatakan, pihaknya melakukan berbagai langkah persiapan untuk mengantisipasi karhutla.
“Untuk mengantisipasi bencana karhutla, langkah pertama kami dari BPBD pada Mei nanti adalah menetapkan status siaga bencana karhutla, kekeringan dan penurunan produksi pangan,” katanya di Kandangan, HSS, Kamis 4 Mei dilansir Antara.
Ia menjelaskan, penetapan ini juga merupakan tindak lanjut dari hasil rapat koordinasi dengan Pemprov Kalsel dan pemerintah kabupaten dan kota terkait kesiapsiagaan penanganan bencana karhutla.
Langkah lainnya, lanjutnya, mengaktifkan kembali posko siaga bencana kahurtla di tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa, berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, termasuk mengintensifkan sosialisasi melalui media sosial dan website BPBD HSS.
Sosialisasi ini untuk menginformasikan kepada masyarakat bahwa berdasarkan prakiraan BMKG akan terjadi kekeringan yang cukup ekstrim pada tahun 2023 yang berbeda dengan musim kemarau tahun 2021 yang berupa kekeringan basah.
“Berdasarkan informasi yang kami terima dari prakiraan BMKG, musim kemarau tahun 2023 akan normal atau cenderung akan terjadi kekeringan,” kata Kusairi.
Pihaknya juga melakukan unjuk rasa siaga bencana karhutla tingkat kabupaten, sebagai bentuk penggalangan dan sinergi dalam mengantisipasi dan menanggulangi bencana karhutla bersama seluruh mitra.
Ia juga mengatakan, terkait dengan tindak pidana kebakaran hutan dan lahan tahun 2022, tidak ada karena berdasarkan penyelidikan lapangan, lahan yang terbakar berupa rawa-rawa yang tidak berpenghuni dan bukan lahan pertanian.
“Perbandingan kita untuk karhutla tahun 2022 dan 2021, tahun 2022 terjadi penurunan tingkat titik api (hot spot) di HSS, selain musim kemarau tahun lalu kemarau basah,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, penanganan kebakaran hutan dan lahan pada 2022 juga bisa dilakukan lebih intensif karena adanya satgas lintas udara, sehingga bisa menjangkau beberapa wilayah yang sulit diakses, baik dari jalur darat maupun jalur sungai.
Dia mengakui tantangan mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan di HSS karena lahan rawa kosong yang membentang dari kawasan Daha di tiga kecamatan hingga kecamatan Kalumpang hingga perbatasan dengan kecamatan Margasari, Tapin.
“Tapi alhamdulillah BPBD provinsi yang didukung satgas lintas udara sangat membantu penanganan karhutla lebih cepat,” kata Kusairi.