CNN Indonesia
Selasa, 21 Mar 2023 16:28 WIB
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) memperkirakan calon jemaah akan membayar penuh biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) sebesar 123,7 juta mulai 2037. Ilustrasi. (VIA REUTERS/SAUDI MINISTRY OF MEDIA).
Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) memperkirakan calon jemaah akan membayar penuh biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) sebesar 123,7 juta mulai 2037.
Ketua BPKH Fadlul Imansyah mengatakan hal itu terjadi karena BPKH tidak akan mengalokasikan nilai manfaat pengelolaan dana haji untuk menanggung BPIH.
Konsekuensinya, Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) yang ditanggung jemaah akan naik setiap tahunnya. Hal itu disampaikan dalam proyeksi BPKH 2023-2037.
“Untuk investasi langsung perbedaannya adalah kalau akselerasinya di sini adalah kenaikannya secara bertahap dilakukan dari mulai 2025 sehingga di 2037 BPKH tidak perlu lagi memberikan dukungan nilai manfaat kepada jemaah haji. Artinya ada self financing di antara calon jemaah haji ya berangkat tersebut,” kata Fadlul dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR, Selasa (21/3).
Selama ini biaya ibadah haji ditanggung oleh jemaah haji (Bipih) dan nilai manfaat dari dana haji yang dikelola BPKH.
Berdasarkan proyeksi BPKH, nilai manfaat akan turun setiap tahunnya.
Pada 2023, nilai manfaat yang menanggung BPIH sebesar Rp40,3 juta, kemudian turun menjadi Rp37,1 triliun di 2024, Rp36,9 triliun di 2025, Rp34,7 triliun di 2026, Rp31,2 triliun di 2027, Rp18,5 triliun di 2030, Rp17,1 di 2032, dan tidak ada pada 2023 hingga 2042.
Sementara, Bipih per jemaah naik dari Rp49,8 juta di 2023 ke Rp55,6 juta di 2024. Kemudian naik lagi ke Rp60,2 juta di 2025, Rp65,2 juta di 2026, Rp71,4 juta di 2027, Rp85,1 juta di 2030, Rp91,5 juta di 2032. Kemudian naik lagi hingga Rp123,7 juta di 2037 dan Rp148,5 di 2042.
Kuota jemaah juga diperkirakan naik menjadi 443 ribu orang pada 2030 hingga 2042. Sementara pada 2023 hingga 2027 sebanyak 221 ribu orang.
Kemudian dana kelolaan haji Rp166,3 triliun-Rp167,7 triliun di 2023 naik menjadi Rp176,6 triliun-Rp177,9 triliun di 2024, Rp188,9 triliun-Rp192 triliun di 2025.
Lalu, naik lagi ke Rp204,3 triliun-Rp210,2 triliun di 2026, Rp209,4-Rp218,9 triliun di 2027, Ro268 triliun-Rp283,2 triliun di 2030 dan Rp873 triliun-Rp901,3 triliun di 2042.
“Virtual account Rp7 triliun-Rp8 triliun (2027). DAU (dana abadi umat) Rp3,9 triliun (2027), nilai manfaatnya DAU Rp255 miliar (2027),” kata Fadlul.
(fby/sfr)