Budaya gotong royong masih kental di masyarakat di Kecamatan Paringin Selatan, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan.
Seperti yang terlihat pada pernikahan Mudin dan Devyta di Desa Panggung, Minggu, semua warga bergotong royong, baik persiapan maupun pada hari pelaksanaan, kata Rahami warga setempat, di Desa Panggung, Selasa.
Pada pesta pernikahan yang berlangsung di kaki Pegunungan Meratus itu, kegiatan mulai dari hari persiapan dimulai dengan bergotong royong mencari kayu bakar yaitu kayu hutan dan kayu karet yang dibelah menjadi beberapa bagian untuk memasak nasi atau lauk pauk.
Kemudian warga juga bergotong royong mengupas kelapa atau kelapa. Mencari kayu dan mengupas kelapa dilakukan oleh warga laki-laki, kemudian menyiapkan bumbu, serta menggiling bumbu menjadi bumbu dikerjakan secara gotong royong oleh para perempuan.
Laki-laki menanak nasi dalam kuali besar yang dilakukan pada tengah malam menjelang hari besar, kemudian menyiapkan makanan berupa lauk pauk, seperti gangan humbut, gangan waluhsop, gado gado, gulai dan aneka makanan lainnya dikerjakan oleh ibu-ibu.
Sehari sebelum hari H, kalian juga menyiapkan panggung hiburan, memasang tenda dan tempat duduk untuk para peserta, sementara kalian menyiapkan makanan untuk para pekerja kalian bersama.
Menurut Rahami, warga tidak hanya bergotong royong menyediakan bahan-bahan menu makanan, ada yang menyumbang beras, telur, humbut, dan kelapa, termasuk sumbangan warga berupa gula, teh, kopi, jajanan dan sumbangan berbagai macam. kebutuhan
Gotong-royong seperti itu sudah ada sejak nenek moyang kita, bahkan dulu masyarakat gotong-royong memberi sumbangan kepada mempelai laki-laki yang kekurangan uang jujur atau mahar, tambah Rahami.
Di pesta pernikahan Mudin Devyta dihibur oleh orkestra grup dangdut daerah, kecuali artis yang mempekerjakannya dari luar daerah, kemudian ada hiburan ananalan (pria bertopeng), ada hiburan pinang dengan berbagai hadiah, dan apa saja Uniknya kedua mempelai diarak keliling desa menggunakan gerobak dorong.