Tim dari Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut (Ditlala), Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla), Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang dipimpin Capt Maltus Jackline Kapistrano memantau kelancaran kapal suplai bahan makanan ke Kalsel ( Kalsel) jelang Ramadhan.
“Hari ini kami cek langsung kedatangan kapal KM Camara Nusantara 2 di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin yang membawa 550 ekor sapi,” kata Maltus di Banjarmasin, Rabu.
Menurutnya, langkah pemantauan tersebut merupakan upaya mendukung program pemerintah dalam menjaga ketersediaan pangan, termasuk pasokan daging di seluruh nusantara.
Maltus mengatakan, kebutuhan pangan, termasuk daging, meningkat setiap Ramadhan hingga memasuki Idul Fitri, sehingga pemerintah berupaya untuk memastikan kelancaran distribusi dari satu daerah ke daerah lain.
Seperti diketahui, transportasi laut dengan kapal sangat vital dalam mendukung kelancaran pasokan pangan di Indonesia yang terdiri dari banyak pulau.
Oleh karena itu, Maltus berpesan kepada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Klas I Banjarmasin untuk mengoptimalkan pelayanan terkait izin pelayaran kapal pengangkut bahan pangan termasuk kapal ternak di Kalsel.
Sementara itu, Kepala KSOP Kelas I Banjarmasin, Agustinus Maun mengaku terus bersinergi dengan pihak terkait, termasuk dengan Balai Karantina Pertanian Banjarmasin, untuk memastikan kelancaran kedatangan kapal, termasuk kapal tol laut yang membawa sapi potong.
“Selain pemeriksaan dokumen kapal, Badan Karantina Pertanian juga melakukan pemeriksaan dokumen asal karantina dan pemeriksaan fisik untuk memastikan tidak ada hama penyakit hewan karantina dari ternak yang datang,” ujarnya.
Sebelumnya, pada akhir Februari 2023, kapal tol laut Camara Nusantara 6 membawa 550 sapi potong asal Kupang, Nusa Tenggara Timur, merapat di Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin.
Karantina Pertanian Banjarmasin melakukan perawatan penyemprotan cairan desinfektan (disinfeksi) pada hewan ternak, truk dan kapal.
Kemudian pemeriksaan dokumen karantina asli untuk memastikan keabsahan dan kebenarannya, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik untuk memastikan tidak ada hama penyakit hewan karantina.
Hasilnya, semua sapi dinyatakan sehat, kelengkapan dokumen, tidak ada gejala klinis PMK dan LSD, sehingga layak dibongkar dan kemudian dipotong untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kalsel.
HAK CIPTA © Berita ANTARA Kalimantan Selatan 2023