China baru saja mengeluarkan panduan untuk membangun sistem perawatan lansia dasar yang akan diterapkan pada tahun 2025. Panduan ini bertujuan untuk mencegah krisis demografis di negara yang menjadi masalah besar bagi para pembuat kebijakan, terutama dalam menjawab pertanyaan tentang siapa yang akan merawat para lansia di negara yang uang pensiunnya kecil ini. Partai Komunis China terus berupaya memastikan kelompok usia yang lebih rentan dirawat seiring bertambahnya usia masyarakat. Pada 2020, jumlah warga berusia 65 tahun ke atas di China telah mencapai 13,5 persen dari total populasi dan diharapkan akan terus meningkat.
Panduan baru tersebut mewajibkan semua provinsi di China untuk menerapkan daftar layanan perawatan lansia dasar, berdasarkan faktor-faktor seperti tingkat perkembangan ekonomi dan sosial serta situasi keuangan. Layanan tersebut termasuk bantuan materi, perawatan dan pengasuhan, sementara semua provinsi juga harus menyediakan layanan kunjungan dan perawatan untuk lansia yang tinggal sendiri dan keluarga yang mengalami kesulitan keuangan.
Kebijakan satu anak yang diberlakukan China antara tahun 1980 hingga 2015 semakin menambah masalah krisis demografis di negara tersebut. Keluarga yang semakin kecil diharapkan dapat mendukung populasi yang semakin menua, namun semakin banyak lansia yang tinggal sendirian memerlukan perhatian khusus. Belum lagi, biaya panti jompo yang mahal tak mampu dijangkau oleh banyak lansia, tetapi belum ada opsi publik yang cukup cocok atau diinginkan untuk ditinggali, meninggalkan celah untuk penginapan pensiun berkualitas yang terjangkau.
Komisi Kesehatan Nasional China memproyeksikan jumlah orang berusia 60 tahun ke atas akan tumbuh menjadi 400 juta pada 2035 dari jumlah 280 juta saat ini. Sangat penting bagi China untuk mempersiapkan strategi dalam menghadapi penuaan penduduknya dan kebutuhan perawatan lansia yang semakin meningkat.