Ciri-ciri Dzikir yang Disukai Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Ibadah dalam Islam memiliki berbagai macam jenis, termasuk ibadah wajib dan sunnah. Salah satu aspek penting dari ibadah adalah dzikir atau mengingat Allah. Dzikir adalah cara untuk mengingat Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan yang memiliki segala nilai ketuhanan.
Terdapat banyak jenis bacaan dzikir yang dapat dilakukan, dan jumlah dzikir yang diucapkan juga berbeda-beda. Setiap jenis dzikir memiliki kebaikan dan manfaat yang beragam.
Selain dilakukan setelah shalat, dzikir juga dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Misalnya, antara azan dan iqamah, sebelum subuh, atau sebelum berbuka. Bahkan, berdzikir di masjid juga dapat dilakukan sebagi bentuk iktikaf.
Meski begitu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika berdzikir. Berikut beberapa ciri-ciri dzikir yang disukai oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
1. Dilakukan dengan rendah hati: Dzikir merupakan bentuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, saat berdzikir, kita harus merendahkan diri dan mengakui kekuasaan Allah. Namun, penting untuk diingat bahwa merendahkan diri hanya di hadapan Allah, bukan di hadapan manusia. Di hadapan sesama manusia, yang diterima adalah sifat rendah hati.
2. Dilakukan dengan suara lembut: Dalam dzikir, kita memohon dan berkomunikasi dengan Allah. Salah satu yang diminta adalah ketenangan jiwa. Oleh karena itu, berdzikir dengan suara lembut menjadi etika yang sebaiknya dilakukan. Seperti pepatah yang mengatakan, “Berbisiklah ke bumi tapi mengguncangkan langit”, Allah Maha Mendengar.
FAQ:
Q: Apakah dzikir hanya dilakukan setelah shalat?
A: Tidak, dzikir dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Meski biasanya dilakukan setelah shalat, dzikir juga bisa dilakukan sepanjang hari.
Q: Berapa jumlah dzikir yang harus diucapkan?
A: Jumlah dzikir yang harus diucapkan tidak memiliki ketentuan baku. Setiap orang dapat mengucapkan dzikir sebanyak yang ia mampu dan sesuai dengan kebutuhan dan waktu yang dimilikinya.
Q: Apakah dzikir dapat dilakukan di kamar mandi?
A: Tidak, sebaiknya dzikir tidak dilakukan di kamar mandi karena kamar mandi adalah tempat yang tidak layak untuk beribadah.
Q: Apakah berdzikir di masjid sama dengan melakukan iktikaf?
A: Tidak, berdzikir di masjid tidak sama dengan melakukan iktikaf. Iktikaf merupakan bentuk ibadah khusus yang dilakukan di masjid dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan ibadah diri selama beberapa waktu tertentu.
Dalam Islam, dzikir adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Melalui dzikir, kita dapat mengingat Allah dan memperoleh keberkahan dalam kehidupan kita. Jadi, penting untuk melaksanakan dzikir dengan penuh kesungguhan dan menjalankannya sesuai dengan sunnah yang diajarkan.