Jakarta – Haji merupakan salah satu rukun Islam yang hukumnya wajib bagi orang yang mampu dan telah memenuhi semua persyaratan. Setiap umat muslim yang pergi haji pasti berharap menjadi haji mabrur, apa artinya?
Pergi haji bisa disebut juga sebagai cara berjihad di jalan Allah. Hal tersebut dapat diidentifikasi atas dasar mencurahkan harta, tenaga, dan meninggalkan keluarga menuju Tanah Haram untuk memenuhi panggilan dari-Nya.
Oleh karena usaha dan perjuangan dalam melaksanakan ibadah haji, masyarakat akan mendoakan seseorang yang berhaji agar hajinya mabrur. Sebenarnya apa arti dari haji mabrur itu?
Arti dari Haji Mabrur
Kata mabrur dalam Lisan al-‘Arab, memiliki dua makna. Pertama, mabrur berarti baik, suci, dan bersih. Dalam hal ini haji mabrur adalah haji yang tidak terdapat di dalamnya noda dan dosa. Kedua, mabrur berarti maqbul yang berarti ibadahnya diterima dan mendapat ridha Allah.
Dalam hal ini, untuk menyempurnakan rukun Islam maka haji diharapkan menjadi ‘penutup’ yang akan membawa umat muslim menuju kehidupan yang lebih baik, yakni dengan semakin tunduk kepada Allah dan menyebarluaskan kebaikan serta menjauhi kemungkaran.
Dalam riwayat Bukhari, Rasulullah SAW menyebut surga sebagai balasan bagi jamaah haji mabrur.
الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
Artinya: “Tidak ada balasan (yang layak) bagi jamaah haji mabrur selain surga,” (HR Bukhari).
Haji Mabrur Menurut Alim Ulama
Perihal mabrur, terdapat banyak pendapat dari alim ulama. Pertama, haji mabrur adalah haji yang tidak tercampur dengan kemaksiatan. Kata al-mabrur tersebut diambil dari kata al-birr yang artinya ‘ketaatan’.
Dengan kata lain, haji mabrur adalah haji yang dijalankan dengan penuh ketaatan sehingga ibadahnya murni karena Allah tanpa tercampuri niat buruk yang bernilai dosa.
Pendapat tersebut dipandang shahih menurut Muhyiddin Syarf an-Nawawi.
“Menurut Muhyiddin Syarf an-Nawawi, maka hadits ‘Tidak ada balasan bagi haji mabrur kecuali surga’ adalah bahwa ganjaran bagi orang dengan haji mabrur tidak hanya sebatas penghapusan sebagian dosa. Mabrur itu yang jaminan ia masuk surga.
Imam Nawawi berkata, ‘Yang paling shahih dan masyhur adalah bahwa haji mabrur yang bersih dari dosa itu diambil dari al-birr (kebaikan), yaitu ketaatan.'” (Jalaluddin as-Suyuthi, Syarhus Suyuthi li Sunan an-Nasa’I, Halb-Maktab al-Mathbu’at al-Islamiyyah, cet ke-2, 1406 H/1986 H, juz V, h. 112).
Dikutip dari buku Tanya Jawab Fikih Sehari-hari oleh Mahbub Maafi, haji mabrur disebut juga sebagai haji maqbul (diterima) dan dibalas dengan al-birr (kebaikan), yaitu pahala.
Ciri-ciri Haji Mabrur
Adapun bukti bahwa haji seseorang termasuk maqbul atau mabrur adalah apakah ketika ia kembali ke tempat asalnya akan berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya dan tidak lagi mengulangi perbuatan maksiat.
Kemudian, haji mabrur dapat dikatakan sebagai haji yang tidak riya.
Oleh karena haji mabrur adalah haji yang tidak diiringi kemaksiatan, hendaknya seseorang yang telah selesai berhaji tidak memamerkan dan mengumbar ibadahnya pada orang lain. Cukup disimpan untuk diri sendiri saja karena sejatinya Allah Maha Mengetahui.
Pada dasarnya, penyebutan haji mabrur berhubungan dengan keadaan seorang haji dalam kehidupan bermasyarakat.
Ia harus sungguh-sungguh menghilangkan semua sifat buruk dalam dirinya karena ketika seseorang melaksanakan haji ia meninggalkan segala atribut dunia. Tidak peduli bagaimana latar belakangnya, ia akan sama dengan orang lain yakni sebagai hamba di hadapan Allah.
Ia juga harus memperhatikan budi luhur dan akhlak mulia baik ketika berada di tanah suci maupun ketika pulang ke kampung halaman.
Mohamad Mufid dalam tulisannya pada Dakwah Bil Qolam memaparkan bahwa salah seorang ulama besar Imam Hasan al-Bashri mengatakan bahwa seyogiyanya haji mabrur membawa perubahan perilaku ke arah yang lebih baik dan mampu menjadi panutan di lingkungan masyarakatnya.
Demikian penjelasan dari makna dan arti dari haji mabrur. Semoga niat ibadah haji yang dijalani setiap muslim berbuah kebaikan sehingga kelak layak diganjar surga di akhirat.
Simak Video “554 Jemaah Haji Tasikmalaya Batalkan Keberangkatan, Apa Alasannya?“
(dvs/dvs)