Karya sastra termasuk salah satu budaya yang kaya dalam masyarakat Jawa. Salah satu jenis karya sastra yang masih populer hingga saat ini adalah Geguritan Bahasa Jawa. Geguritan adalah puisi yang terdiri dari beberapa bait dengan pola rima tertentu. Pada artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai Contoh Geguritan Bahasa Jawa dan juga memberikan FAQ pada akhir artikel.
Contoh Geguritan Bahasa Jawa: Maknane Tegese Surya
Pengenalan Geguritan Bahasa Jawa
Geguritan Bahasa Jawa telah berkembang selama berabad-abad dan masih sangat populer di masyarakat Jawa hingga saat ini. Geguritan biasanya dibaca ketika upacara tradisional, baik itu pernikahan, khitanan, upacara kelahiran, atau peringatan kematian. Puisi ini berisi tentang pesan moral dan nasihat tentang kehidupan dan toleransi.
Geguritan biasanya dilantunkan oleh pengrawit (penyanyi) dan disertai oleh gamelan Jawa. Pada akhirnya, geguritan menjadi semacam hiburan bagi masyarakat Jawa yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat.
Karakteristik Geguritan Bahasa Jawa
Geguritan memiliki pola rima dan aturan yang ketat, sehingga membutuhkan keterampilan khusus dalam menulisnya. Contoh geguritan biasanya memiliki beberapa bait, yang berarti bahwa geguritan bisa menjadi sangat panjang, tergantung pada topik dan tujuan dari puisi.
Geguritan juga mengandung banyak metafora dan kiasan, sehingga mengharuskan pembaca untuk membaca dan memahami makna di balik kata-kata. Pada banyak kasus, geguritan jawa memiliki unsur keagamaan dan filosofis yang kuat.
Contoh Geguritan Bahasa Jawa: Maknane Tegese Surya
Karya sastra Jawa memiliki banyak contoh geguritan yang telah ditulis oleh para penulis terkenal dalam literatur Jawa. Satu di antaranya adalah Maknane Tegese Surya. Penulis geguritan ini tidak diketahui secara pasti, namun puisi ini telah menjadi populer di kalangan masyarakat Jawa selama beberapa dekade terakhir.
Berikut ini adalah salah satu bait dari geguritan Maknane Tegese Surya:
“Surya dikromo mungsuhe bumi,
Nandur wawu metu wangi banteri
Iki jaman amarga pralambane
Nanging sumringah sajati lagi
Mangka tumindak dumateng kalbu
Mugi tenan ngerti samidranipun.”
Artinya: Matahari menyinari bumi dengan cahayanya yang cerah. Tanaman tumbuh subur dan wangi memenuhi udara. Walaupun zaman sulit, masih ada kebahagiaan sejati di dalam hati. Mari kita bertindak dengan hati dan memahami arti yang sebenarnya.
FAQ Geguritan Bahasa Jawa
1. Apa itu Geguritan Bahasa Jawa?
Geguritan Bahasa Jawa adalah puisi dalam bahasa Jawa yang memiliki pola rima dan aturan ketat dengan unsur keagamaan dan filosofis yang kuat.
2. Apa tujuan dari Geguritan Bahasa Jawa?
Tujuan dari geguritan adalah untuk memberikan pesan moral dan nasihat tentang kehidupan dan toleransi.
3. Siapa yang menulis geguritan Bahasa Jawa?
Banyak penulis terkenal dalam literatur Jawa yang telah menulis geguritan.
4. Apa saja karakteristik dari geguritan Bahasa Jawa?
Geguritan memiliki pola rima dan aturan yang ketat, membutuhkan keterampilan khusus dalam menulis. Selain itu, geguritan mengandung banyak metafora dan kiasan, serta unsur keagamaan dan filosofis yang kuat.
5. Apa contoh geguritan Bahasa Jawa yang populer?
Maknane Tegese Surya adalah salah satu contoh geguritan Bahasa Jawa yang populer.