SO mengantongi sertifikat Hak Milik (SHM) sebidang tanah di Jalan Bank Raya, kawasan Hasanuddin HM Banjarmasin, kini Nahdlatul Ulama (NU) berencana membangun gedung perwakilan.
WILAYAH Jalan Hasanuddin HM merupakan ‘zona jadul’ di Kota Banjarmasin. Pada zaman penjajahan Belanda, jalan tersebut dinamakan Sekolah Weg karena dulunya terdapat sekolah Belanda bernama Sekolah Meisje, hingga pada masa pendudukan Jepang di Banjarmasin diubah namanya menjadi Jalan Kataoka.
Nama jalan yang menghubungkan Jalan Lambung Mangkurat-Jalan Bank Rakyat dengan Jalan A Yani yang terhubung dengan Jembatan Dewi pada masa Orde Baru diganti dengan nama Pahlawan Amanat untuk Penderitaan Rakyat (Ampera), Hasanuddin HM. Sebelumnya, pada era kemerdekaan Indonesia, jalan tersebut bernama Jalan Sukaramai yang ditemukan pada Peta Kota Besar Bandjarmasin tahun 1970.
Nama jalan tersebut diubah untuk mengenang seorang mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) yang syahid dalam aksi protes di Banjarmasin atas pembubaran PKI, penurunan harga dan pemutusan hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat China. (Tiongkok) pada tahun 1966 dengan kantor Konsulatnya di Jalan Piere Tendean, Pecinan. Laut.
BACA: Patut Dijaga, Wajah Tua Banjarmasin Masih Bisa Dinikmati di Kawasan Hasanuddin HM
Kawasan Banjarmasin lama masih terasa di Jalan HM Hasanuddin HM, Desa Kertak Baru Ulu, Banjarmasin Tengah. Dengan deretan pertokoan yang masih bernuansa jadul. Apalagi, ada juga pusat kuliner ‘kopi’ ala kafe di kawasan Bandarmasih Tempo Doeloe, di ruas jalan yang sama. Beberapa bangunan tua masih ada, seperti bekas kantor Garuda Air, Toko Buku Hasanu, barber shop, bekas toko kaset dan CD; Duta Suara, Batik Semar untuk eks bioskop Dewi dan Ria.
Di deretan jalan itu juga terdapat Kantor Dakwah Muhammadiyah Kalsel, Pengurus Daerah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalsel, Toko Batik Danar Hadi, Studio Foto Ria dan Dewi (sekarang Toko Buku Alibaba), Kajian Foto Anek, PT Mulyo, dokter praktek, ke pusat penjualan koran dan majalah, pembuat prangko. Tak ketinggalan, ada gang paling bersejarah di kawasan itu, yakni Gang Laundry yang melewati Jalan Pangeran Samudera.
BACA JUGA: Dari Jalan Sekolah Weg, Sukaramai, Hingga Hasanuddin HM
Bagaimana dengan rencana PWNU Kalsel membangun gedung perwakilan untuk mewarnai wajah lama kawasan HM Hasanuddin?
Sekretaris PWNU Kalsel, Berry Nahdian Forqan mengungkapkan, gedung berlantai lima itu rencananya akan dibangun dengan perkiraan biaya Rp. 59 miliar.
“Gedung ini nantinya akan menjadi kantor pusat dakwah dan kegiatan PWNU, lembaga dan badan otonom (banom) serta pusat bisnis,” ujar Berry Nahdian Forqan. tracerekam.comMinggu (12/2/2023).
BACA JUGA: Baru 3 Tahun Menduduki Banjarmasin, Jepang Hapus Peninggalan Belanda di Ibu Kota Kalimantan Selatan
Mantan Wakil Bupati Hulu Sungai Tengah (HST) itu mengatakan, rencana pembangunan gedung bertingkat akan segera dikonsultasikan dengan PBNU di Jakarta terkait pendanaan megaproyek ormas Islam ini.
“Juga pola dan mekanisme dana pembangunan. Idealnya, gedung itu harus dibangun bersama oleh jamaah jamiyah dan NU. Namun, bisa juga dengan pola investasi dengan menggandeng pihak lain atau bisa juga dengan pola donor,” tambah Berry.(rekam jejak)