Suasana Balairungsari Taman Budaya Kalsel mendadak hening, Jumat (10/2) malam itu. Ibarat mesin waktu, pengunjung diajak kembali ke tahun 1945. Saat Kalimantan belum merdeka.
Ya, tahun itu Kalimantan belum merdeka. Berdasarkan Perjanjian Linggarjati, pengakuan Belanda terhadap kekuasaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (RI) hanya terbatas pada pulau Jawa, Madura, dan Sumatera.
Sementara di Banua, perjuangannya sendiri belum usai. Pergolakan dimana-mana. Meski proklamasi kemerdekaan digaungkan dan terdengar sampai ke Kalimantan.
Saat itu, Hasan Basry tampil sebagai selebriti. Kumpulkan kekuatan, lakukan perlawanan. Pendirian Laskar Syaifullah di Haruyan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) pada tahun 1946 adalah salah satunya.
Melalui kegiatan “Charity Night Market”, organisasi ini menghimpun berbagai kelompok untuk bergabung dan berjuang, menggalang dana, serta misi pelatihan tentara. Sayangnya, kegiatan itu dihancurkan oleh Belanda. Sejumlah tokoh tentara ditangkap dan dipenjarakan.
Organisasi itu bubar. Namun, api perlawanan belum padam. Kali ini melalui “Banteng Indonesia”. Organisasi rahasia ini berkembang begitu pesat. Perjuangan gerilya terdengar sampai ke pulau Jawa. Bahkan, mengundang tanggapan dari Divisi IV TNI Angkatan Laut yang bermarkas di Jawa Timur.
Hingga kemudian, pada November 1946, dibentuklah Gerakan Rahasia ALRI Divisi IV A Pertahanan Kalimantan. Berkantor pusat di Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Hasan Basry didapuk sebagai pemimpin gerakan. Pertempuran demi pertempuran pun dilakoni.
Singkat cerita, puncaknya pada 17 Mei 1949, Hasan Basry dan para pejuangnya berhasil memproklamasikan Kalimantan Selatan sebagai bagian dari NKRI.
Saat itu, di atas panggung dengan lampu terang, Hasan Basry dengan lantang menyatakan. Tentunya diawali dengan kata-kata: Merdeka! Itulah beberapa adegan dari kisah perjuangan Pahlawan Nasional Hasan Basry.
Penampilan tersebut dibawakan oleh sejumlah mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan, FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin. Tepuk tangan terdengar. Semua orang larut dalam kekaguman mengapresiasi gelaran Senrasik Berkarya XII itu. “Ada rasa haru, dan emosional. Rasanya kurang kalau pagelaran ini tidak dilanjutkan,” ujar Ahmad Ridhani, salah satu penonton.
Ia menyarankan, akan lebih baik lagi jika lebih banyak pertunjukan yang menampilkan pahlawan-pahlawan seperti Hasan Basry. “Dikemas dengan tampilan yang sangat menarik seperti ini, tentunya pesan yang ingin disampaikan lebih relevan dan mudah diterima,” imbuhnya.
Dengan tajuk “Hasan Basry Tetap Mandiri”, acara ini merupakan paket yang lengkap. Ada drama, tari dan musik di sana. Setidaknya, ada lebih dari 100 siswa yang terlibat. Dari angkatan 2019 sampai 2022.
Ketua Prodi Seni Pertunjukan FKIP ULM Banjarmasin, Tutung Nurdiyana menjelaskan kegiatan yang diadakan berlangsung setiap tahun. “Baru kali ini, dalam pementasan Sendratasik Berkarya, dimunculkan kisah pahlawan nasional dari Kalsel,” ujarnya saat diwawancarai seusai acara.
Inspirasi itu datang saat pihaknya menggelar pementasan tentang kisah Pangeran Antasari, pada 10 November 2022. Tepatnya di kawasan kantor Gubernur Kalsel. “Jadi kenapa kita tidak cerita Hasan Basry saja ya,” ujarnya.
Untuk diketahui. Hasan Basry lahir di Kandangan, pada tanggal 17 Juni 1923. Beliau adalah seorang tokoh militer dan Pahlawan Nasional Indonesia. Jenazahnya dimakamkan di kawasan Simpang Empat Liang Anggang, Banjarbaru.
Hasan Basry yang bergelar Bapak Gerilya Kalimantan ini juga dikenal tak hanya sebagai pejuang kemerdekaan. Di ULM, ia juga dikenal sebagai pendiri sekaligus rektor. “Kami ingin pagelaran ini menjadi trigger sekaligus reminder. Agar generasi muda dan yang akan datang tidak melupakan jasa para pahlawan,” harapnya. “Kami ingin generasi muda tahu. Terus mengenal para pahlawan,” ujarnya.
Menyaksikan pagelaran yang digelar malam itu, membuat staf ahli hukum di Sekretariat Daerah Banjarmasin, Lukman Fadlun terharu. Mewakili Pemko Banjarmasin, dia mengapresiasi kegiatan yang digelar. Katanya, untungnya kita sekarang hidup tidak di tengah-tengah penjajahan untuk berperang melawan Belanda. Indonesia merdeka sepenuhnya. “Jadi sudah sepatutnya, kita mengapresiasi kerja keras para pejuang,” ujarnya.
Di sisi lain, ia juga mengatakan bahwa penampilan tersebut mengingatkannya pada saat menjadi mahasiswa S1 di ULM Banjarmasin. Lukman dulu sangat menyukai seni.
Hanya saja, kesibukannya membuatnya berhenti sejenak untuk menonton berbagai pertunjukan seni. “Tapi malam ini, saya dibawa kembali merasakan kerja keras para pegiat seni. Sungguh, performance ini menambah wawasan,” tutupnya.
Tanpa Jejak Visual, Sulit Dimainkan
Riset, mengolah banyak data, berbincang dengan sejarawan, serta zuriat sang jagoan adalah hal penting sebelum pementasan.
Ibnu Alfaruq diminta berperan sebagai Hasan Basry malam itu. Dia mengatakan butuh waktu dua bulan untuk memperdalam karakter. “Ditunjuk memerankan tokoh besar, tanggung jawabnya juga besar,” ujarnya, saat diwawancarai Radar Banjarmasin, Jumat (10/2) malam itu.
Apalagi tidak ada visual bergerak yang menampilkan sosok Hasan Basry sendiri. Alhasil, bagaimana tokoh, hingga gerak-gerik sang jagoan hanya direka ulang melalui penuturan para sejarawan dan sebagainya.
Tentu bagi Ibnu ada rasa haru saat melakukan penelitian. Salah satunya mengunjungi makam Hasan Basry di kawasan Liang Anggang, Banjarbaru. Ia mengaku sempat meneteskan air mata. “Baru saja menginjakkan kaki ke makamnya. Saya banyak merenung, curhat juga di situ,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan sutradara pementasan Sendratasik Berkarya XII, Ario Ramadan Ariyadi. Ia mengatakan, acara “Hasan Basry Tetap Mandiri” yang dibawakan penuh dengan tantangan. Ada tanggung jawab yang cukup besar.
Ia kemudian memberikan hal-hal yang penting, dan menurutnya perlu untuk dibagikan. Sebagai pengingat, Hasan Basry di usia 22 tahun sudah memiliki prinsip yang sangat kuat dan mulia. “Prinsip bela tanah Kalimantan. Apa yang kita rasakan sekarang, adalah hasil kerja kerasnya. Juga para pejuang lainnya,” ujarnya.
Bagi anak muda, ia berharap pagelaran tersebut menjadi titik awal untuk mengajak generasi sekarang untuk maju. “Pikir dan bertindak tentang apa yang bisa kita berikan kepada bangsa ini,” tegasnya. (perang/az/pewarna)