JAKARTA, KOMPAS — Saham baru di Bursa Efek Indonesia atau BEI, PT Arsy Buana Travelindo Tbk, naik 10 persen ketika pertama kali diperdagangkan. Saham perusahaan biro perjalanan dengan fokus pada layanan umroh ini juga mengalami kelebihan permintaan.
Pada awal perdagangan, saham Arsy naik dari harga perdana Rp 140 per saham menjadi Rp 154 per saham. Arsy menawarkan 687,10 juta saham setara dengan 29,99 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) ini. Dana yang dihimpun oleh Arsy dari aksi korporasi ini sebanyak Rp 96 miliar.
“Pada masa penawaran umum, HAJJ (kode saham Arsy) mencatatkan kelebihan permintaan sekitar 33,14 kali. Jumlah pemegang saham HAJJ sebanyak 15.717 pihak, terbesar dari 34 provinsi di Indonesia dan lima dari mancanegara,” jelas Direktur Utama Arsy Saipul Bahri seusai pencatatan saham perdana di Jakarta, Rabu (5/4/2021).
Baca juga: Harga Saham Tiga Emiten Baru Melejit
Sekitar 60 persen dana yang didapatkan dari penawaran umum ini akan digunakan untuk reservasi tiket pesawat. Sisanya, digunakan untuk reservasi kamar hotel. Realisasi pengunaan dana hasil penawaran umum ini akan dilaksanakan pada triwulan kedua dan ketiga 2023 ini. Arsy memerlukan dana modal kerja tersebut untuk memenuhi kebutuhan musim umroh periode Juli 2023 hingga Juli 2024.
IPO besar
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, masih ada sekitar 44 perusahaan tengah mengantre untuk masuk bursa. Perusahaan itu didominasi oleh perusahaan berskala besar dan menengah. Hanya ada empat perusahaan berskala kecil, 26 berskala menengah dengan aset antara Rp 50 dan Rp 250 miliar, sisanya 14 perusahaan berskala besar dengan aset di atas Rp 250 miliar.
“Dari 44 perusahaan itu, 90 persen berada dalam kelas menengah dan besar,” kata Yetna.
Hingga 31 Maret lalu, sudah ada 28 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI. Dana yang himpun hingga triwulan pertama berakhir sebanyak Rp 12,5 triliun. Saat ini, ada PT Trimegah Bangun Persada Tbk yang sedang menjalankan proses penawaran umum. Adapun target dana publik yang diincar anak usaha Harita Nickel ini sebanyak Rp 9,7 triliun.
Baca juga: Emiten Baru di Bursa Efek Indonesia Bertambah Menjadi 52
Sementara itu, BEI menghentikan sementara perdagangan saham PT Makmur Berkah Amanda Tbk. Saham ini telah turun secara kumulatif sebanyak 57 persen dalam satu pekan terakhir. Suspensi ini dimaksudkan agar para investor dapat memiliki waktu yang memadai dalam mengambil keputusan investasi.