JAKARTA, DUTA TV — Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) mengatakan Kalsel bisa menjadi center of excellence karena memiliki sumber daya alam yang melimpah dan memasuki bonus demografi.
Apalagi prevalensi stunting di Kalsel saat ini menurun tajam dan bisa membuat SDM unggul.
Hal itu disampaikan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat menerima kunjungan audiensi DPRD Kalsel dan Organisasi Keluarga Berencana Daerah (OPDKB) di kabupaten dan kota se-Provinsi Kalsel di auditorium BKKBN Pusat di Kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (02/03/2023) ).
“Kalimantan Selatan memiliki potensi yang besar. Kalau saya membayangkan jika sumber daya alam bisa berubah menjadi SDM yang unggul, nah, seperti apa ya? Saya membayangkan Kalimantan Selatan menjadi Center Of Excellent dengan kekuatan sumber daya manusia. Persiapan tersebut dipersiapkan dengan sumber daya manusia yang unggul dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Tidak semua daerah seberuntung Kalsel,” kata Hasto Wardoyo.
Lebih lanjut Hasto Wardoyo mengatakan, angka prevalensi stunting di Kalsel turun tajam. Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, angka prevalensi stunting di Kalsel sebesar 30 persen. Hasil survei SSGI tahun 2022 menunjukkan prevalensi stunting turun menjadi 24,6 persen.
Hasto Wardoyo juga mengatakan selain stunting, pengembangan SDM yang perlu mendapat perhatian adalah permasalahan remaja di Kalsel. Ini terkait gangguan mental emosional yang mencapai 9,8 persen. Hasto Wardoyo juga menyebutkan ada 7 dari 1.000 orang dengan gangguan jiwa (ODG), dan memperhatikan remajanya.
“Remaja dikontrol banget, jangan putus sekolah, jangan nikah dini, jangan hamil. Itu juga penyebab stunting juga. TFR di Kalsel rata-rata 1 perempuan di Kalsel masih 2.34, target nasional 2.1. Jadi KB harus digencarkan lagi,” ujar Hasto.
Selain itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalsel dalam kesempatan yang sama juga meminta arahan dan tips dari BKKBN Pusat terkait strategi kebijakan Percepatan Penanggulangan Stunting dan implementasi DAK di Provinsi Kalsel. Pasalnya, dua kabupaten/kota memiliki tingkat penyerapan DAK yang rendah, yakni Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kota Banjarmasin.
“Kita ingin mencobanya dengan baik di tahun 2023 agar kedua kabupaten/kota ini bisa sesuai dengan harapan tentunya Pak Camat yang kita banggakan, nanti kita minta untuk bisa memberikan tips bagaimana nantinya strategi kebijakan untuk mencapai target tersebut. program percepatan penurunan stunting di provinsi Kalsel, dan terkait dengan program DAK,” pungkasnya.
Wakil Ketua Komisi I DPRD Provinsi Kalsel Siti Noorita Ayu Febria R. yang hadir dalam acara tersebut juga sangat mendukung program BKKBN dan percepatan penurunan stunting.
Bahkan DPRD Provinsi Kalsel sangat ingin berkontribusi dan berpartisipasi dengan terjun langsung ke masyarakat untuk menyampaikan informasi tentang pencegahan stunting.
Sementara itu, Ketua DPRD Hulu Sungai Utara Almien Ashar Safari berharap ada regulasi dari pusat terkait pencegahan stunting agar ada keseragaman kebijakan di Provinsi Kalsel dan memudahkan pengambil kebijakan untuk melakukan inovasi terkait Percepatan Pengurangan Stunting.
Turut hadir dalam acara tersebut Direksi BKKBN Pusat, Komisi I DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, Ketua DPRD Kabupaten Banjar, Ketua DPRD Hulu Sungai Utara, Kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Kalsel, KPM Penanganan Stunting Satgas, dan seluruh OPD-KB kabupaten/kota se-Kalimantan Selatan.
Tim Pelaporan