Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kota Banjarmasin dan Kabupaten Tanah Bumbu menggelar aksi unjuk rasa di jalan nasional yang terputus di Satui, kilometer 171 itu.
Di KM 171, HMI memasang spanduk protes. Disampaikan kepada Kepala Badan Penyelenggara Jalan Nasional (BPJN) Wilayah XI Banjarmasin, Zusnan Asraf Wahab.
Spanduk itu dipasang pada Minggu (2/4). Pemantauan Radar Banjarmasin, hingga (4/4) masih dipasang. Aksi ini mendapat simpati dari masyarakat Tanbu. Karena sejak diputus pada Oktober 2022 lalu, KM 171 seakan terlupakan.
Intinya, HMI menghimpun janji. Pada akhir 2022, BPJN sempat menyatakan akan memperbaiki jalan yang ambruk akibat terkepung lubang tambang batu bara. Koordinator aksi Reza Adha melihat penanganan jalan sangat lamban. Bahkan seolah saling melempar tanggung jawab.
Sebelum aksi itu, pada 27 Maret lalu, HMI telah melayangkan surat permintaan audiensi ke BPJN.
“Namun karena belum ada tanggapan, kami ke lokasi, kami membentangkan spanduk dan membakar ban,” ujarnya. Ketua Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Kepemudaan (PTKP) HMI Cabang Banjarmasin mengingatkan, kondisi di KM 171 semakin memprihatinkan.
Saat musim hujan, sisa jalan di KM 171 semakin licin dan berbahaya bagi sepeda motor. Sedangkan menurut dia, jalan alternatif yang dibangun pemkab tidak layak dilalui karena penuh lubang. “Akhir-akhir ini banyak mobil yang terbalik di sana. Ini sangat berbahaya,” katanya.
Wakil Sekretaris PTKP HMI Banjarmasin, Riyadi menambahkan, pemerintah kabupaten seharusnya lebih tanggap. Karena ini menyangkut nasib warganya sendiri. “Ini masalah darurat yang menyangkut ekonomi rakyat dan keselamatan pengguna jalan,” imbuhnya.
“Jangan dicibir: anggarannya elit, tapi perbaikan jalan saja sulit,” kata Ketua HMI Cabang Tanbu, Muhammad Noor Abrianto.
Aksi ini ternyata membuahkan hasil. Pagi ini (5/4) di Banjarmasin, HMI akan duduk bersama BPJN. Apakah akan ada tindak lanjut dari HMI, sangat tergantung dari hasil diskusi ini.
Radar Banjarmasin mencoba mengkonfirmasi Humas BPJN. Namun, dia belum bisa berkomentar karena masih menunggu atasannya.
Sebelumnya, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kalimantan Selatan menggelar aksi demo di depan kampus Universitas Lambung Mangkurat pada 17 Maret, bertepatan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Banua.
Mereka meminta presiden tidak memotong pita begitu saja dan pulang. Presiden harus menyempatkan diri melihat permasalahan di KM 171. (dza/gr/fud)