AMUNTAI – Sebanyak enam Tim Verifikasi Lapangan yang terdiri dari lintas SKPD Provinsi Kalsel terjun langsung ke Desa Banyu Hirang, Kabupaten Amuntai Selatan dalam rangka Lomba Bersih dan Sehat Lingkungan (LBS) Tingkat Provinsi Kalsel Tahun 2022.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Plt Bupati Hulu Sungai Utara, Plt Kadis Kesehatan, PMD, TP.PKK Kab.HSU, Kepala Desa Banyu Hirang dan Kabid TP.PKK, Camat Amuntai Selatan, Kepolisian Lurah, Danramil dan Kader Desa Banyu Hirang. Acara ini dilaksanakan pada Selasa (6/9/2022) di Balai Desa Banyu Hirang, Kecamatan Amuntai Selatan.
Kepala Desa Banyu Hirang Hiliyani dalam laporannya kepada Tim Penilai Lomba mengatakan Lomba Lingkungan Hidup Bersih dan Sehat (LBS) merupakan program di Desa Banyu Hirang Kecamatan Amuntai Selatan mengingat pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat. .
Hal ini tidak terlepas dari kerjasama dan gotong royong antara pemerintah kabupaten, pemerintah desa dan partisipasi masyarakat desa itu sendiri. Hiliyani juga menjelaskan, di desanya ada tiga poin penting yang disiapkan Pemerintah Desa Banyu Hirang dalam rangka menghadapi penilaian Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS), yakni keberadaan kader PHBS, kader kesling, dan kader jumantik.
Dijelaskan pula peran masing-masing kader. Dimana kader PHBS berperan aktif dalam memperhatikan kesehatan ibu hamil dan balita, memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak merokok di dalam rumah dan mengajak masyarakat untuk menerapkan jamban sehat di rumah.
Kader Kesling bertugas melakukan pendataan dan sosialisasi kesehatan masyarakat dan kebersihan lingkungan di desa Banyu Hirang sendiri dan TPS – 3R sudah dilaksanakan. Sedangkan kader Jumantik bertugas melakukan pengecekan jentik nyamuk secara rutin dan berkesinambungan untuk menggerakkan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk.
“Masyarakat diminta menempatkan satu relawan dalam satu rumah untuk memastikan tidak ada tempat nyamuk bersarang atau berkembang biak,” ujarnya.
Disampaikan pula Desa Banyu Hirang juga memiliki inovasi desa yaitu kerajinan enceng gondok dan purun. “Eceng gondok yang selama ini dianggap sebagai gulma, kini bisa diolah menjadi kerajinan tangan yang bernilai ekonomi tinggi, seperti tas, kotak tisu, tikar, kursi, dan perabot rumah tangga lainnya yang terbuat dari eceng gondok,” katanya.
Selain itu, ada juga sedotan berbahan purun, bahan alami yang tentunya dapat mengurangi jumlah sampah plastik yang digunakan. Kelompok usaha ini diberi nama “Kelompok Usaha Bersama Kembamg Ilung” di bawah bimbingan Supianoor, warga Desa Banyu Hirang.
Ia menjadikan enceng gondok dan purun bisa menjadi bahan kerajinan yang bernilai jual tinggi. Ketua tim penilai kompetisi lingkungan hidup bersih dan sehat (LBS) tingkat Provinsi Kalsel, Suriani Agreini Sagoba dalam sambutannya mengatakan, semangat dan kerja keras untuk menjaga lingkungan yang bersih dan sehat harus menjadi kebiasaan masyarakat agar nantinya masyarakat menjadi sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit.
Disampaikan pula bahwa apapun hasilnya, semoga bermanfaat bagi masyarakat. “Ini salah satu upaya kami untuk memotivasi dan mengukur kepedulian masyarakat terhadap kualitas lingkungan hidup,” imbuhnya.
Husairi Abdi selaku Plt Bupati Hulu Sungai Utara menyambut Tim Penilai ke dalam tim penjurian lomba dan mendoakan agar mereka diberikan kesehatan dalam menjalankan tugasnya. Dalam kesempatan tersebut, Husairi berharap penilaian lomba lingkungan hidup bersih dan sehat (LBS) ini dapat memotivasi desa lain di Hulu Sungai Utara.
“Walaupun Hulu Sungai Utara didominasi oleh rawa-rawa, kita juga harus membiasakan diri untuk menjaga lingkungan yang bersih dan sehat. Dimulai dari lingkungan yang bersih dan sehat, akan tercipta pula jiwa dan raga yang sehat,” pungkasnya.