BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Dr HC dr Hasto Wardoyo, Sp OG(K), meresmikan Kampung KB di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Selasa (27/12/ 2022).
Kampung KB ini merupakan kampung yang akan menjadi kampung atau kecamatan untuk membangun kampung keluarga yang berkualitas.
Disampaikan Dr Hasto Wardoyo, Kabupaten HSS merupakan satu-satunya daerah yang meresmikan Kampung KB secara serentak. Apalagi, ada 144 desa dan 4 kecamatan.
Ini merupakan pencapaian yang cukup baik. Ia berharap dengan adanya Kampung KB ini tim penanggulangan stunting dapat ikut serta memperbaharui sumber daya.
Apalagi selama ini hanya sumber daya alam yang diambil tetapi tidak dibarengi dengan peningkatan sumber daya manusia. “Jadi setelah ini sumber daya manusia akan bertambah,” ujarnya.
Apalagi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan juga terdapat bapak angkat bagi anak stunting. Ini merupakan bentuk gotong royong yang luar biasa untuk menekan stunting.
Dia mengatakan angka perceraian juga berkontribusi terhadap stunting. Ini berkaitan dengan pola asuh.
Nah, Indonesia sendiri angka perceraiannya terus meningkat, mencapai 581 ribu perceraian. Sementara jumlah perkawinan hanya 1,9 juta.
“Peningkatan ini sangat pesat. Sejak 2015 meningkat pesat. Ini juga yang menjadi perhatian kami,” ujarnya.
Selain itu, penyebab stunting adalah pola asuh karena banyaknya perceraian. Kemudian, nutrisi sederhana. Begitu juga dengan sanitasi.
“Nutrisi tidak harus daging saja. Hulu South River banyak ikan. Protein pada ikan penting untuk pertumbuhan. Semua protein hewani ada pada ikan. Selain itu, ikan juga kaya akan AHA dan DHA. Selain itu, itu juga harus diimbangi dengan sayuran,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati HSS H Achmad Fikry mengatakan, prevalensi stunting tahun 2019 berdasarkan SSGI sebesar 13,3 persen.
Kemudian menurun pada tahun 2021 per Januari 2022 menjadi 29,10 persen. Turun sebesar 12,96 persen. Kemudian menurut data EPPBGM tahun 2020 menjadi 5,37 persen dan tahun 2022 menjadi 4,53 persen atau turun 0,84 persen.
Selain itu, berbagai program dijalankan Pemkab HSS dalam rangka penanganan dan percepatan penurunan stunting melalui delapan aksi konvergensi, baik intervensi spesifik maupun intervensi spesifik yang dilakukan oleh OPD terkait.
Termasuk Program Bapak Asuh Stunting (BAAS) dari Oktober 2022 hingga Maret 2023.
Target BAAS yaitu anak stunting diambil dari data EPPGBM bulan September. Ada 145 anak stunting yang telah diintervensi oleh program BAAS.
Program BAAS merupakan program pemberian makanan padat bergizi setiap dua hari sekali kepada anak balita stunting yang menunya dimasak dengan komposisi gizi sesuai menu Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsat) oleh Tim PKK di desa.
“Progres akhir November 2022 ada 89.10 badut kerdil yang bertambah tinggi dan berat badannya. Bahkan ada badut yang berhenti stunting,” terangnya. (AOL/*)