BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI – Jembatan darurat yang berkali-kali hancur akibat diterjang sungai yang meluap, belum mendapat prioritas untuk dibangun kembali pada tahun 2022.
Jembatan darurat tersebut terletak di Desa Alat RT 02, Kecamatan Hanntak, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Padahal warga sangat berharap Pemkab HST memprioritaskan pembangunan jembatan tersebut karena akses ke Desa Alat Seberang sangat penting.
Selain itu, akses ke masjid dan anak-anak TK Al-Qur’an ke sekolah dan warga ke perkebunan karet dan sawah.
Baca juga: Segerombolan Penganiaya di Banjarmasin Diklaim Salah Sasaran, Korban Tak Mau Lapor ke Polisi
Baca juga: Warga Handil Bakti Keluhkan Air Tak Mengalir, PDAM Batola Sebut Pipa Bocor Sudah Diperbaiki
Baca juga: Pencurian Plang Perusahaan Batu Bara di Tabalong, Polisi Tangkap Pelakunya
Sebanyak 13 jembatan kayu darurat hancur diterjang arus sungai. Sudah 12 kali warga membangun mandiri dengan uang muka untuk membeli kayu dan batang kelapa.
Pekerjaan itu dilakukan secara gotong royong, tanpa bantuan alat berat saat mengangkat batang kelapa.
“Karena sudah berkali-kali hancur dan dibangun kembali, mungkin jembatan ini layak masuk rekor MURI,” ujar M Arsyad, warga Desa Alat, Kabupaten HST.
Menurutnya, membangun jembatan permanen dengan konstruksi yang lebih kuat adalah solusinya dan warga juga berharap meminta Pemkab HST untuk mempercepat realisasinya.
Baca juga: NEWSVIDEO Penderita Obesitas Dibawa ke Rumah Sakit di Pelaihari
Baca juga: Obesitas Kurau Mulai Diobati di RSHB Pelaihari, Evakuasi Menyeberangi Jembatan Sempit dan Keropos
“Sebenarnya Bupati HST sudah berkunjung langsung. Mudah-mudahan tahun 2023 jadi prioritas,” kata Ketua RT 02, Kaberi, kepada Banjarmasinpost.co.id, Sabtu (5/11/2022).
Usulan pembangunan jembatan permanen, lanjutnya, sudah disampaikan kepala desa melalui Musrenbang kecamatan.
“Kalau tahun 2023 tidak dibangun, lebih baik jembatan darurat yang sudah kita bangun berulang kali diusulkan masuk rekor MURI,” kata Kaberi mengamini usulan warga.
Tokoh masyarakat setempat, Abdul Wahab, berharap pemerintah membangun jembatan permanen. Lokasinya tetap di jembatan seadanya sekarang.
Sebab, lokasinya lebih strategis dari sisi kepentingan warga, baik ekonomi, agama, maupun pendidikan.
Pembangunan untuk ke-12 kalinya jembatan darurat itu akan berlangsung pada Oktober 2022. Saat itu, air di kawasan hulu Pegunungan Meratus kembali meluap dan memporak-porandakan jembatan sebelumnya.
Terungkap pula kondisi lantai jembatan yang kini sudah sangat lapuk telah menimbulkan korban jiwa.
Seorang warga, Oktober lalu, tercebur saat mengendarai sepeda motor. Lantai jembatan rusak.
Baca juga: Kronologi Kecelakaan Maut di Jalan Pramuka Banjarmasin, Pengemudi Kijang Meninggal Dunia
Baca juga: Warga Sungai Cuka Satui Tanbu Panik, Dua Rumah Diduga Terbakar Akibat Korsleting
Baca juga: Banjir Akibat Luapan Sungai Binuang di 6 RT Kelurahan Raya Belanti Tapin Berangsur Surut
“Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa. Warga membawa korban bersama sepeda motornya,” kata Kaderi.
(Banjarmasinpost.co.id/Hanani)