JEPARA – Warga asal Demak berisial SM, yang kini tinggal di Desa Margoyoso, Kalinyamatan, baru-baru ini berurusan dengan polisi. Pasalnya SM telah melakukan penipuan. Korbannya dijanjikan bisa cepat naik haji.
Berdasarkan penelusuran Jawa Pos Radar Kudus, SM dikenal warga yang tidak suka bersosialisasi. Orangnya tertutup. Para tetangga juga tidak menyukai sikapnya yang sombong dan kerap mengancam warga sekitar.
Kamis (6/4), wartawan tiba di rumah SM sekitar pukul 11.00. Saat itu, rumah SM tampak sepi. Wartawan mencoba menghubungi keluarganya yang ada di dalam. Namun, tidak ada jawaban. Begitu juga kondisi kantor biro travel haji dan umrah ”Aghnia Karromah Wisata” yang didirikan SM. Wartawan berkesempatan masuk ke dalam kantor itu, ketika ada sejumlah orang yang masuk ke dalam.
Wartawan bertemu dengan Risal, adik kandung SM. Soal penangkapan SM ia mengaku belum bisa memberikan jawaban. ”Pihak keluarga belum mau memberikan keterangan. Ini juga masih proses. Belum diputus bersalah, karena masih proses praperadilan. Keluarga juga belum mengetahui apa-apa soal kasus ini,” jelas Risal.
Sementara itu, beberapa tetangga SM yang wartawan temui mengaku tidak suka dengan perilaku SM. SM sendiri merupakan pendatang. Baru berada di Desa Margoyoso sekitar tujuh tahun. Sejak tinggal di Margoyoso, banyak tetangga yang kesal dengan sikapnya.
Sumber Jawa Pos Radar Kudus menyebutkan, SM kerap bersikap sombong. Ia juga tidak pernah srawung dengan tetangga. Beberapa kali juga ada tetangga yang diancam masuk penjara olehnya bila macam-macam terhadap SM akibat masalah kecil.
”Saya dengar ada yang mau motong bambu di depan rumahnya atau bakar bambu itu saya lupa, dia tidak senang. Pokoknya di sini (sekitar tempat tinggal, Red) banyak musuhnya. Sekitar rumahnya pada nggak suka dengan dia,” kata sumber tersebut.
Ia juga mengungkapkan, saat terjadi penangkapan oleh polisi, banyak tetangga yang menyaksikan, tapi diam. Tidak berkutik dan membiarkan.
Sebelum di Desa Margoyoso, ada tetangga yang mengetahui dulunya SM dan keluarga berada di Desa Robayan. ”Mungkin diusir di sana (Desa Robayan, Red) karena pada tidak suka, akhirnya ke sini (Desa Margoyoso, Red),” imbuhnya.