Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Industri dan Perdagangan (Dikuperindag) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) akan menelusuri agen besar yang mendistribusikan minyak goreng (migor) merek ‘Minyakita’ yang harga jualnya di tingkat eceran di HSU masih tinggi.
Kabag Perdagangan HM Isnaini di Amuntai, Selasa mengatakan, pihaknya telah menelusuri ke agen Minyakita di Kota Amuntai dan mereka mengaku membeli dari agen besar di Banjarmasin seharga Rp 15.500 per liter.
“Kami terus mendalami dan berkoordinasi dengan Disdag Kalsel kenapa harga di tingkat dealer bisa setinggi itu dan bagaimana ketersediaan barangnya,” kata Isnaini.
Ia mengatakan, harga Minyakita di tingkat pengecer sudah mencapai Rp. 18.000 per liter, bahkan harga minyak goreng curah juga naik menjadi Rp. 14.000-Rp. 15.000 per liter.
Dia mengatakan, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan telah melakukan penelusuran ke pasar dan pedagang besar tidak menemukan indikasi adanya upaya penimbunan barang oleh pedagang/distributor.
“Kami sudah cek up ke gudang mereka, memang stok barangnya kosong, tidak ada penimbunan,” jelas Isnaini.
Kepada para distributor di Kota Amuntai, ia juga mensosialisasikan Peraturan Menteri Perdagangan tentang penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk pemesanan minyak goreng kemasan bersubsidi, yaitu Rp 14.000 per liter.
Isnaini mengatakan, untuk mengatasi masalah kelangkaan migor bersubsidi, Pemkab HSU berencana memfasilitasi bazar mingguan, khusus mengantisipasi melonjaknya harga jelang Ramadan dan Idul Fitri 1444 H.
“Kami sedang mengusahakan dana CSR dari Bank Kalsel dan bank lain untuk pelaksanaan bazaar tersebut,” kata Isnaini.
Ia mengusahakan agar kegiatan pasar murah berlangsung setiap minggu. Bazaar tidak hanya menjual migor tetapi juga beras, telur, ikan, kacang-kacangan, sayuran dan lain-lain. Ini bekerja sama dengan Bulog.
Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Sekda, HSU Sofian Syahrani, membenarkan adanya kelangkaan Minyakita di hampir seluruh kabupaten/kota di Kalsel, sehingga kemungkinan besar semua kabupaten akan melakukan pasar murah.
“Selain bazaar, Pemkab HSU melalui Dinas Pertanian juga tetap menggelar Pasar Tani setiap minggunya,” ujar Sofian.
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan HSU Entin Lestanti mendukung Dikuperindag HSU untuk segera melakukan kegiatan pasar murah agar masyarakat terbantu jelang memasuki bulan suci Ramadhan.
“Memang harga minyak goreng Minyakita sedang langka. Tim Pengendalian Inflasi Daerah telah mengadakan rapat koordinasi untuk membahas masalah ini,” ujarnya.
Entin mengatakan, pedagang grosir Amuntai mengumpulkan minyak goreng di Banjarmasin dengan harga Rp. 15.500 per liter, kemudian dijual ke pengecer seharga Rp. 16.000 dan dilanjutkan ke konsumen seharga Rp. 17.000 – Rp. 18.000.
Salah satu pedagang grosir di Amunta di Jalan Suwardi Sumarta, H Isar, mengaku sejak Desember belum menerima kiriman Minyakita dari Agen Pulau Baru Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Kontrak pengiriman dari Agen Pulau Baru telah berakhir pada Desember 2022. Sehingga toko H Isar tidak lagi menerima pengiriman Minyakita.
Kini ia berburu stok Minyakita di Banjarmasin dan menjualnya kembali ke pedagang eceran di kota Amuntai dengan keuntungan Rp 5.000 per liter.
Pedagang besar lainnya di Jalan Amuntai – Kelua Desa Panangkalaan RT.03 Amuntai Utara, H Usuf, kata sang istri, terpaksa membeli Minyakita di toko-toko besar di Banjarmasin, yang harganya tentu saja lebih mahal dari harga agen yang menerima subsidi pemerintah.
“Agen Pulau Baru Barabai mengaku stok Oilita sedang kosong, makanya kami mencari barangnya di Banjarmasin,” ujarnya.
H.Isar menjual Minyakita per dus (5 bungkus bantal, isi satu liter) seharga Rp 175.000 ke pengecer di Kota Amuntai, Kabupaten HSU. Ia juga menjual minyak curah dalam jerigen isi 5 liter seharga Rp 70.000.
HAK CIPTA © Berita ANTARA Kalimantan Selatan 2023