JURNALKALIMANTAN.COM, BALANGAN – Diawali Sholat Maghrib berjamaah dan dilanjutkan pengajian Kitab Ahlussunnah wal Jama’ah oleh Ustaz Abu Zamzam Febri Al Banjari, rombongan Direktorat Intelijen Keamanan (Ditintelkam) Polda Kalsel menggelar ramah tamah dengan pengurus dan jemaah Musala Al Imam An Nawawi, di Kecamatan Batumandi, Kabupaten Balangan.
Dalam kajian ini, Ustaz Abu Zamzam mengajak jamaah untuk mensyukuri keamanan dan kedamaian negara saat ini.
“Dengan keamanan, kita bisa beribadah dengan tenang dan nyaman,” ujarnya, melalui siaran pers Ditintelkam, Sabtu (25/02/2023).
Selain itu, ia juga menyinggung soal jihad yang dianggap banyak disalahtafsirkan, bahkan bolak-balik ayat Alquran dan sunnah.
“Apalagi terkait jihad yang menganggap pemerintah (presiden) dan rakyatnya kafir, ini adalah pemahaman ayat yang salah, misalnya dalam pemahaman surat Al-Maidah Ayat 44,” jelasnya.
Menurutnya, hal itu karena tidak memahami kaidah, pemahaman para sahabat, dan kitab-kitab tafsir ulama alim, ahli sunnah waljamaah.
Selain itu, St. Abu Zamzam juga menjelaskan terkait aksi teror yang sebenarnya sudah ada sejak zaman para sahabat, yang juga dinilai karena adanya kesalahpahaman dalam surah.
“Misalnya Ali bin Abdul Tholib (orang yang dicintai Nabi karena dicintai Allah) dibunuh oleh Abdul Rohman bin Mujab yang menganggap halal dibunuh,” jelasnya.
Lanjutnya, dalam sejarah Indonesia juga ada kelompok yang dianggap sesat.
“Banyak dari tokoh kami yang menyampaikan bagaimana penyimpangan dari kelompok sehingga mereka terpecah dan membentuk kelompok baru yang melakukan kegiatan secara diam-diam bahkan tertutup, dimana mereka selalu membuat pemerintah menjadi kafir, dicap, zalim, dan membenarkan darah umat Islam yang melakukannya. tidak memihak mereka,” katanya.
Sementara itu, Iptu Agus Murti Widodo dari Dititelkam, menyampaikan terima kasih kepada pengurus dan jamaah Masjid Al Imam An Nawawi Batumandi, khususnya kepada Ustaz Abu Zamzam Febri Al Banjari yang menerima keramahannya.
“Di sini kami hanya berpesan agar kita bisa bersama-sama menjaga situasi keamanan dan ketertiban di wilayah Kalsel, serta membantu menanggulangi intoleransi, radikalisme, dan terorisme,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya melakukan kegiatan ini sebagai langkah antisipatif terhadap intoleransi, radikalisme, dan terorisme yang dapat dimulai sedini mungkin sejak usia anak-anak hingga pendidikan tinggi.
“Di antara ciri-ciri anak yang terpapar radikalisme agama adalah tidak patuh, tidak sopan, berani dengan orang tua, dan tidak toleran terhadap keberagaman perbedaan. Jika menemukan ciri-ciri tersebut, harap waspada dan laporkan ke aparat keamanan,” pungkasnya. .
Editor : Achmad MT