BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI M Arjuna Maulana (11 bulan) dan M Rezky Fadhilah (19 hari) mengalami musibah. Anak pasangan Saidillah (40) dan Salasiah (26) ini mengalami gizi buruk. Diagnosis mengarah pada stunting.
Keduanya kini diasuh kader Posyandu dan kader pendamping keluarga, Ridhatunisa, sejak dua hari lalu.
Sementara itu, ibu dari dua bayi tersebut kini dirawat di ruang rawat inap khusus RS H Damanhuri Kota Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalimantan Selatan.
Ayahnya juga berada di rumah sakit menunggu ibunya. Kedua bayi yang kehamilannya sangat berdekatan itu ditemukan Nisa dalam kondisi memprihatinkan.
Tinggal di rumah kontrakan bersama di Jalan H Sibli Imansyah, Gang H Idrus, Desa Barabai Barat, sang bayi tidak memiliki perlengkapan bayi seperti kasur, popok, bantal atau selimut.
Baca juga: BERITA UPDATE Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan Banyak yang Cedera Otak
Baca juga: Usulan Bencana Menjadi Duka Dunia, Laga Real Madrid vs Osasuna, dll. Dibuka dengan mengheningkan cipta
Baca juga: Manajemen PSSI Didesak Mundur Akibat Tragedi Arema Vs Persebaya, Bos MU Minta Liga 1 Dihentikan
Ayah bayi bekerja sebagai tukang pijat dan ibu hanya mengurus rumah dan anak-anak.
“Saat saya pantau, kondisi kedua bayi tersebut sakit, tidak mau makan. Akhirnya saya dibantu oleh Bhabinkamtibmas Barabai Barat Aipda Norifansyah, Bhabinkamtibmas Hanntak Aipda Riri Herlianto dan Babinsa Barabai Barat Serka Sudarwanto untuk mengevakuasi bayi tersebut dan ibunya ke RSHD. Mereka didiagnosa kurang gizi, berujung stunting. Apalagi M Rezky Fadhillah yang lahir prematur,” kata Nisa, putri ketua RT yang dititipi mengasuh bayi tersebut.
Nisa diketahui tinggal satu lingkungan dengan orang tua bayi tersebut. Ditemui pada Minggu (2/10/2022) sore, katanya, ibu bayi tersebut mengalaminya sindrom baby blues dan depresi dengan kondisi ketidakmampuan ekonomi yang mereka hadapi.
Oleh karena itu, sang ibu harus dirawat di ruang rawat inap khusus psikiatri. Kedua bayi itu dibawa keluar dan diasuh sementara oleh Nisa.
Dijelaskan, berat badan Arjuna saat berusia 11 bulan kini hanya 6,7 kilogram dari berat normalnya, yakni 10 hingga 11 kg. Sedangkan adiknya, Rezky, lahir dengan berat 2,3 kg dari bayi normal siap lahir, yakni minimal 2,5 kg.
Baca juga: Vaksin Meningitis untuk Umrah Segera Tersedia, Ini Harapan Travel Agent di Kalsel
Baca juga: Kebakaran di Kampung Arab Banjarmasin Hancurkan Rumah Berlantai Dua, Penghuni Ungkap Kronologisnya
Baca juga: Pohon Tumbang di Jalan Veteran Banjarmasin Timpa Sopir, Suami Istri Luka Berat
Di usianya yang memasuki hari ke-19, kini berat badan Rezky hanya tinggal 2,4 kg atau hanya bertambah 1 ons. “Saat kami jemput bayi Rezky, selangkangan dan pantatnya lecet cukup parah,” kata Nisa.
Diakuinya, sepulang dari rumah sakit, ada kunjungan Camat Barabai untuk memberikan kasur dan perlengkapan bayi.
Ada pula kunjungan dari Kepala Dinas Sosial Dinas Sosial HST yang ingin menata administrasi kependudukan agar terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Ini adalah syarat untuk menerima bantuan sosial pemerintah.
“Ada juga kunjungan dari puskesmas yang mengukur tinggi dan berat badan kedua bayi tersebut sebelum akhirnya dibantu dibawa ke rumah sakit,” tambah Nisa.
Karena perlengkapan bantuan yang tersedia tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dua bayi sekaligus, akhirnya Nisa dibantu oleh Bhabinkamtibmas Barabai Barat Norifansyah membuka donasi melalui nomor rekening Bhabinkamtibmas.
“Alhamdulillah, lebih dari Rp. 3 juta terkumpul dari masyarakat. Kami langsung membelanjakannya untuk membeli perlengkapan tidur bayi, selimut, pakaian, popok, popok, susu dan kebutuhan lainnya,” ujar Norifansyah, Bhabinkamtibmas Barabai Barat.
Namun karena masih membutuhkan biaya hidup dan kebutuhan sehari-hari sang buah hati, pihaknya masih membuka donasi bagi para dermawan yang ingin mengulurkan tangan.
“Besok bayi ini akan kami bawa lagi ke RS untuk diopname agar terpantau kesehatannya dan bisa cepat sembuh. Dua hari dalam perawatan Nisa, kondisi kedua bayi tersebut sudah membaik. Terutama Arjuna. Sedangkan Rezky belum berobat. banyak minum susu,” tutupnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Hanani)