Dinas Perhubungan (Dishub) Banjarmasin kembali mencanangkan pembangunan penampungan air tahun ini. Bangunan kecil sebagai tempat berlindung untuk mendukung kegiatan wisata di sepanjang sungai.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin Slamet Begjo mengatakan pembangunan direncanakan di tiga lokasi. “Di antaranya di kawasan wisata religi Kubah Basirih, Balai Kota Siring, dan terakhir di kawasan Siring Menara Pandang,” ujarnya, kemarin (24/3).
Pembangunannya dibantu Anggaran Belanja Negara (APBN) Kementerian Perhubungan. Menurutnya, saat ini sudah memasuki proses tender. Pengerjaan tiga tempat penampungan air tersebut ditargetkan selesai pada akhir semester pertama, atau pertengahan tahun ini.
“Besarnya anggarannya saya kurang tahu. Dananya langsung dari Kementerian Perhubungan,” jelasnya.
Slamet menjelaskan, pembangunan shelter juga menggunakan dana APBD. Namun, sifatnya hanya untuk menyelesaikan pembangunan shelter yang ada. “Misalnya untuk pembangunan shelter di kawasan Kilometer Nol Siring dan Kuin Kacil,” jelasnya.
Sekadar informasi, pada tahun 2020 ini, Dishub Banjarmasin juga membangun dua posko penampungan air. Pendanaannya berasal dari APBD Banjarmasin tahun 2020. Salah satunya sedang dibangun di Desa Sungai Lulut. Saat itu, anggarannya Rp 195 juta. Desainnya seperti huruf T.
Shelter kedua dibangun di Desa Sungai Jingah. Anggarannya Rp 197 juta. Bentuk desainnya seperti huruf L.
Rencana pembangunan penampungan air disambut baik pengendara kelotok di Siring Menara Pandang. Salah satunya, Setelah. Menurutnya, pembangunan shelter sebaiknya menggunakan konsep terapung. Selain menampilkan kearifan lokal, shelter yang dibangun juga dapat melabuhkan lebih banyak perahu.
Tangga untuk menaikkan atau menurunkan penumpang juga bisa dibuat lebih banyak. “Selama ini yang kami lihat, pembangunan shelter permanen hanya bisa ditambatkan satu perahu. Begitu juga tangganya hanya satu,” ujar After, (24/3).
Pengendara yang biasa nongkrong di kawasan Menara Pandang juga sangat membutuhkan tempat penampungan air. Hal itu untuk memudahkan wisatawan naik atau turun dari kapal wisata. “Kalau hanya mengandalkan dermaga yang ada, kan kasihan penumpang. Kadang bisa berdesak-desakan,” ujarnya.
Setelah berharap pembangunan penampungan air bisa segera terealisasi. “Kami mendukung pengembangan tersebut. Semoga penggunaannya juga dapat dimanfaatkan secara optimal di masa mendatang,” tutupnya. (perang/az/pewarna)