Hembusan angin di sepanjang Samudra Pasifik semakin lemah, sehingga panas mulai merembes ke bawah permukaan laut. Prediksi hampir seluruh pemodelan mengindikasikan bahwa El Nino yang telah tersembunyi selama empat tahun akan kembali pada bulan Juli mendatang. El Nino adalah bagian dari ‘koin iklim’ yang disebut El Niño-Southern Oscillation (ENSO), sementara sisi lainnya adalah La Nina yang membawa iklim basah ke bumi. Selama El Nino, hamparan lautan di sekitar 10.000 kilometer ke barat lepas pantai Ekuador bisa menjadi hangat selama berbulan-bulan, dengan kenaikan suhu mencapai sekitar 1-2°C. Padahal, angka ini memadai untuk merombak pola angin, curah hujan, dan suhu di seluruh planet.
El Nino memiliki dampak serius pada berbagai ekosistem laut, seperti terumbu karang dan padang lamun yang berkontribusi terhadap sektor perikanan global. El Nino juga dapat menciptakan gelombang panas laut ekstrem yang intens dan lama, yang bisa memperburuk pemanasan suhu laut global. Hal ini dapat membawa sektor perikanan ke ambang keruntuhan. Gelombang panas laut ini bisa mematikan beberapa jenis ikan, yang hanya bisa hidup di suhu tertentu. Selain itu, gelombang panas laut juga dapat memutihkan karang, merusak rumput laut, meningkatkan risiko hewan terdampar, dan meningkatkan kerugian ekonomi dalam jumlah besar setiap tahun.
El Nino dapat memiliki berbagai dampak tergantung di mana lokasinya. Di sepanjang Pantai Barat Amerika Serikat, angin permukaan biasanya mengalir dari utara dan akan melemah selama El Nino. Hal ini menurunkan evaporasi dan memperlambat aliran air dingin dari bawah laut ke permukaan, meningkatkan kemungkinan gelombang panas laut di wilayah pesisir. Orang-orang di Teluk Benggala, sebelah timur India, juga rentan terhadap gelombang panas laut karena ENSO.
Gelombang panas laut tidak hanya terjadi di permukaan laut, tetapi juga di dasar laut. Gelombang panas bawah laut bisa lebih intens dibandingkan di permukaan dan tetap ada dalam waktu yang lama. Hal ini dapat menimbulkan tekanan pada makhluk yang hidup di dasar laut, seperti kepiting salju di Laut Bering yang anjlok 84% pada 2018 saat gelombang panas mencapai dasar laut.
Pada tahun ini, model peramalan musim bisa memprediksi gelombang panas laut lebih baik sekitar 3-6 bulan sebelumnya, tergantung lokasinya. Ramalan terbaru memprediksi beberapa gelombang panas lebih aktif selama Juni-Agustus di beberapa lokasi, seperti di Pasifik Utara, lepas pantai Peru, sebelah tenggara Selandia Baru, dan kawasan tropis di Atlantik Utara. Prediksi juga memperkirakan bahwa El Nino akan menguat pada 6-9 bulan mendatang dan kemungkinan meningkatkan risiko gelombang panas selama Januari-Maret 2024 di kawasan seperti Pantai Barat Amerika Serikat, Samudra India sebelah barat, Teluk Benggala, dan kawasan tropis di Atlantik Utara. Meskipun prediksi ini mungkin bisa berubah, kita harus siap dan waspada menjelang El Nino.