Aulia AkbarCNBC Indonesia
Uang saya
Jumat, 17/03/2023 13:45 WIB
Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga pembelian emas Antam per gram sudah melebihi Rp. 1 juta, belum lagi harga emas Antam yang naik 71% dalam 10 tahun dan menarik banyak orang untuk membeli logam mulia ini.
Tidak dapat dipungkiri bahwa ketika terjadi ketidakpastian ekonomi, harga aset diklasifikasikan sebagai tempat yang aman memang cenderung naik. Ditambah lagi, proses investasi emas juga bisa dilakukan dengan cara yang lebih praktis yaitu melalui emas digital.
Namun jangan salah, selain banyak kelebihannya, emas juga memiliki banyak kekurangan yang harus diwaspadai. Oleh karena itu, jika Anda memang menyukai instrumen investasi ini, Anda tetap wajib melakukan diversifikasi.
Berikut sejumlah kerugian yang mungkin membuat Anda menjauh dari emas.
Emas tidak dapat menghasilkan pendapatan pasif
Deposito akan menghasilkan bunga, sekuritas pemerintah memiliki kupon hasil, sementara beberapa reksa dana dan saham dapat memberi Anda dividen. Sedangkan emas tidak bisa memberikan penghasilan berupa uang tunai seperti instrumen keuangan di atas.
Manfaat berinvestasi emas hanya itu keuntungan modal atau kenaikan harga emas itu sendiri dari waktu ke waktu.
Emas tidak bekerja untuk jangka pendek
Jangan harap bisa untung dalam berinvestasi emas dalam jangka waktu dua tahun, malah bisa rugi karena selisih harga beli dan harga beli kembali emas sangat jauh, apalagi jika patokannya adalah emas Antam.
Anggap saja pada 16 Maret 2021 Anda membeli emas dengan harga beli Rp 927 ribu per gram dan ingin menjualnya pada 16 Maret 2023. Keuntungan yang Anda dapatkan hanya 2,8% karena harga beli kembali emas pada 16 Maret 2023 adalah Rp 953 ribu.
Bayangkan saja, apa jadinya jika Anda membelinya tahun lalu, yakni 16 Maret 2022, saat harga belinya masih Rp. 984 ribu. Tentunya investasi emas Anda saat ini masih merugi.
Harga emas melambat ketika ekonomi dunia stabil
Bukankah dalam lima tahun terakhir berinvestasi emas menghasilkan keuntungan yang signifikan? Ya, benar, tapi ketahuilah bahwa kenaikan emas dalam lima tahun terakhir disebabkan oleh faktor eksternal seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan China, Covid-19, hingga krisis perbankan di Amerika Serikat.
Intinya, tidak ada yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan. Saat ekonomi stabil dan tidak ada lagi sentimen buruk yang muncul, harga emas bisa melambat. Perlambatan tersebut disebabkan karena para investor di dunia akan lebih tertarik untuk menempatkan uangnya pada aset-aset berisiko seperti saham dan lainnya, ketimbang emas yang merupakan safe haven.
Penurunan harga emas tentunya akan mempengaruhi harga beli kembali emas yang dapat menyebabkan kerugian investasi.
Risiko hilang cukup tinggi
Ini berlaku untuk mereka yang berinvestasi dengan emas batangan. Meskipun sudah ada emas digital yang disediakan oleh beberapa platform investasi, namun masih banyak orang yang menganggap aman untuk membeli emas dengan cara membeli emas batangan atau emas fisik.
Ketika kita memiliki emas dalam bentuk nyata, akan ada kewajiban tersendiri bagi kita untuk menyimpannya di tempat yang aman.
Sekalipun Anda menyimpannya di tempat yang Anda rasa aman, tetap ada risiko kehilangan karena pencurian. Untuk risiko yang satu ini, Anda bisa mengatasinya dengan menyewa brankas.
(aak/aak)