Ada banyak cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Dalam tradisi Tasawwuf, khususnya para pengikut tarekat, mereka memiliki caranya masing-masing. Masing-masing memiliki gaya dan tradisi sendiri sesuai dengan apa yang diajarkan guru.
Berikut uraian Kiai Muhammad Ma’ruf Khozin Ketua Komisi Fatwa MUI Jatim terkait Zikir Nashid:
Karena umat Islam di Banjar, Kalimantan Selatan, adalah pengikut tarekat, tentu bentuk dzikirnya bisa ditemukan dalam bentuk nasyid, begitu mendengar istilah itu. Dzikir ini biasanya dibacakan sebelum pengundian, baik saat ulang tahun Muallim KH Jahri kemarin, atau ulang tahun Tuan Guru Sekumpul Martapura yang dihadiri oleh Habaib dan sebagainya.
Dalam tarekat Naqsyabandiyah Qadiriyah juga ditemukan manaqib yang dinyanyikan, misalnya. Atau zikir yang dipimpin oleh Sayid Muhammad Al-Maliki, serta beberapa sekte sufi lainnya di berbagai negara.
Dalam ingatan para nasiid ada beberapa hal yang perlu dijelaskan satu per satu:
1. Menyanyikan lagu
Rasulullah sallallahu alayhi wa sallam berdoa dengan ayat:
وَاللهِ لَوْلاَ أَنْتَ مَا اهْتَدَيْنَا • وَلاَ تَصَدَّقاونَصَدَّقَنَلَاونَ
“Demi Allah, tanpamu kami tidak dapat menerima hidayah, kami tidak dapat bersedekah dan berdoa.
فَأَنْزِلَنْ سَكِينَةً عَلَيْنَا • إِنَّ الأُلَى قَدْ أَلَدْ أَلَدْ أَل
“Kalau begitu hentikan kami. Karena mereka benar-benar menolak kami”
Ada editorial dalam sejarah ini:
وَيَرْفَعُ بِهَا صَوْتَهُ
Rasulullah meninggikan suaranya dengan bacaan ini (HR Bukhari 2837 dan Muslim 4771)
Dalam hadits lain ketika para sahabat bernyanyi:
نَحْنُ الَّذِينَ بَايَعُوا مُحَمَّدًا • عَلَى الإِسْسلاَمِ مَق
Kami adalah orang-orang yang berjanji setia kepada Muhammad, berpegang teguh pada Islam selama kami hidup selamanya.”
Kemudian Rasulullah menjawab dengan doa berupa syair yang bersajak :
Allah SWT
“Ya Allah. Sesungguhnya hakikat kebaikan adalah kebaikan di akhirat. Maka ampunilah Sahabat Anshar dan Hijrah” (HR al-Bukhari no. 2835 dan Muslim no. 4777)
2. Ingatan yang dinyanyikan
Jika puisi diperbolehkan bahkan oleh Nabi, bagaimana jika ayat itu diisi dengan zikir? Sarjana Al-Azhar Sheikh Sulaiman Al-Jamal mengutip dari Hujjatul Islam:
قال الغزالي الغناء إن قصد به ليقو القل الطعاة فهو تعاة و فهو تعاة و فهو معصية و هلم يقدس شيه فهو لهو معهلم يقدس شيه فهو لهو معهلم
al-Ghazali berkata: “Jika bernyanyi bertujuan untuk menguatkan hati dalam ibadah, maka itu layak disembah. Jika untuk kemaksiatan maka layak untuk kemaksiatan. Dan jika tidak ada tujuan, maka kata-kata yang sia-sia diampuni” (Hasyiah al-Jamal 23/270)
3. Ingatan bersama dipimpin oleh seorang imam
قال شَدَّادُ بْنُ اَوْسٍ وَعُبَادَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ حَاضِرٌ فَصَدَّقَهُ وَقَالَ قَالَ : بَايَعْنَا رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم ، فَقَالَ : فِيكُمْ غَرِيبٌ يَعْنِي أَهْلَ الْكِتَابِ ، فَقُلْنَا : لاَ يَا رَسُولَ اللهِ ، فَأَمَرَ بِغَلْقِ الْبَابِ ، وَقَالَ : ارْفَعُوا أَيْدِيكُمْ فَقُولُوا : لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ , فَرَفَعْنَا أَيْدِيَنَا سَعَةً
Syaddad bin Aus berkata, dihadiri oleh Ubadah dan dia membenarkannya: “Qaimi bersumpah setia kepada Nabi, dia bertanya: “Apakah ada orang asing di antara kamu (Ahli Kitab)?” kami menjawab: “Tidak ada, ya Rasulullah. ” Kemudian Nabi memerintahkan agar pintu ditutup. Nabi bersabda: “Angkat tangan, ucapkan La ilaha illa Allah.” Kemudian kami mengangkat tangan (HR Thabrani, para perawi dianggap terpercaya. Ada seorang perawi bernama Rasyid bin Dawud, yang dinilai tsiqah oleh Ibnu Main dan Ibnu Hibban. Ad-Daraquthni menganggapnya daif)
4. Gerakan tubuh
Beberapa dari ingatan ini secara spontan menggerakkan anggota tubuh secara refleks, beberapa melakukannya bersama-sama. Gerakan yang diizinkan:
Al-Estaz al-Ghazali telah mengarah pada kesimpulan tarian: tarian cinta dan seks di Masjid Nabawi pada hari Idul Fitri, di mana Rasulullah, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, diatur untuk istrinya Aisha, semoga Tuhan meridhoi dia, untuk bersenang-senang dengan mereka, dan dia tersembunyi darinya, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian.
Imam al-Ghazali mengizinkan ‘gerakan tubuh’ dengan gerakan orang-orang Habasyah di Masjid Nabawi dan mengizinkan Aisyah untuk melihat mereka. Syarat : Tidak ada gerakan yang membangkitkan nafsu dan nafsu (al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah 2/42)
Memuliakan Nabi dengan gerakan tubuh tidak pernah terjadi dan Nabi mengizinkannya:
عن انس قال كانت الحبشة يدى رسول الله -صلى الله عليه وسلم- ويرقسون ويقون محمد عبد صالح. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا يَقُولُونَ ». قَالُوا يَقُولُونَ مُحَمَّدٌ عَبْدٌ صَالِحٌ (رواه احمد)
Dari Anas, bahwa orang-orang Habasya (Ethiopia) menari di hadapan Rasulullah dan berkata: “Muhammad adalah hamba yang saleh”. Nabi bertanya: “Apa yang mereka katakan?”. Mereka menjawab bahwa orang-orang Habasyah berkata: “Muhammad adalah hamba yang saleh”. (Diriwayatkan oleh Ahmed, Sanad sah menurut kriteria Muslim)
Dua kesimpulan
Pertama, dan memori, puisi, gerakan tubuh, semuanya tidak dilarang. Jadi, jika digabungkan secara keseluruhan, tetap diperbolehkan, sebagaimana dikatakan Imam Al-Ghazali:
Itu
“Jika tidak ada senar yang haram, lalu di mana semuanya bisa diharamkan?” (Ihya’, 2/273)
Sebentar, praktisi ingatan terus melatih ingatan mereka seperti yang dilakukan oleh guru mereka. Dituduh apa saja, termasuk tuduhan gila, sudah konsekuensinya. Seperti dalam hadits:
وعن ابي سعيد الخدري: «أن ا الله – صلى الله عليه وسلم – قال:” معفروا ذكر الله حتي يقو يقو Siap: Majnun “. رواه احمد وابو يعلى, وفيه دراج, وقد صباقه جماعة, وثقه غير واحد, وبقيع رجال احد يسنادي احمد ثقات.
Diriwayatkan atas otoritas Abu Saeed Al Khudri bahwa Nabi, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, mengatakan: “Lebih banyak zikir. Sampai mereka mengatakan: ‘Gila'” (HR Ahmad dan Abu Ya’la. Ini berisi Darraj , yang oleh ulama dianggap daif dan dianggap (dipercaya oleh lebih dari satu ulama. Perawi lain dalam salah satu sanad Ahmad adalah orang-orang yang dapat dipercaya)