Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), H Sahbirin Noor atau Paman Birin, mengikuti rangkaian kirab sepeda onthel dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan di Kalsel. Rangkaian kirab sepeda onthel ini dimulai di kawasan Siring 0 Kilometer Banjarmasin, dan Paman Birin turut menghadiri pelepasan tersebut di Jalan Sudirman atau depan Kantor Gubernur Kalsel di Banjarmasin. Pelepasan tersebut juga dihadiri Ketua DPRD Kalsel Supian HK, Plt Kepala Dinsos Muhammadun, serta pimpinan Forkopimda Kalsel.
Paman Birin memberikan apresiasi kepada para onthelis yang setia memeriahkan HUT Tentara ALRI Pertahanan Kalimantan setiap tahun dengan bersepeda dari 0 Kilometer sampai kilometer 20 Liang Anggang atau Makam Pahlawan Nasional Brigjen Hasan Basri Kota Banjarbaru. Sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi kepada para onthelis, empat orang pertama yang tiba di garis finis akan menerima hadiah umrah gratis.
Paman Birin menegaskan bahwa peringatan HUT Tentara ALRI Pertahanan Kalimantan adalah sebuah harga yang tidak ternilai bagi rakyat Kalsel yang bisa bernapas lega di alam kemerdekaan. Ia juga mengingatkan bahwa di Indonesia hanya ada dua teks proklamasi kemerdekaan yaitu teks proklamasi yang dibacakan Bung Karno pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta dan teks Proklamasi Kalimantan 17 Mei 1949 yang menyatakan Kalimantan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari RI.
“Kalau di pulau Jawa ada Jenderal Sudirman, kita memiliki Hasan Basri yang sama jasanya, berjuang untuk rakyat Kalimantan Selatan,” ujarnya. Paman Birin juga mengutip pernyataan Presiden RI pertama, Ir Soekarno, yang mengatakan, “Oleh karena itu, Jas Merah, Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah.”
Hasan (50), seorang Onthelis Banjarmasin, mengaku bangga dan senang mengikuti kirab tersebut untuk memeriahkan HUT Tentara ALRI Pertahanan Kalimantan. Dia juga menyatakan bahwa kirab adalah salah satu wujud para Onthelis untuk selalu mengingat jasa-jasa para pejuang, khususnya Tentara ALRI Pertahanan Kalimantan.
Perayaan HUT Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan memiliki makna penting bagi rakyat Kalsel. Dalam proklamasi 17 Mei 1949, muncul pernyataan dan penegasan kepada rakyat dan dunia bahwa gerilya ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan benar-benar ada dan mempunyai kekuatan bahkan eksistensinya mampu menyusun Pemerintahan dalam wilayah RI, walau pun saat itu tanah Kalimantan masih di duduki penjajah.
Sejarah Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan dimulai pada Januari 1949 dengan membuat gerakan gerilya untuk mendapatkan dukungan dari rakyat di desa-desa dan pedalaman Hulu Sungai yang dikenal dengan sebutan Banua Lima. Aksi gerilya serupa juga dilakukan di Banjarmasin dan Martapura yang melibatkan semua pegawai pemerintah, buruh, perawat, sampai pembantu rumah tangga melakukan gerakan mogok kerja dan bergabung dengan pasukan gerilya untuk mengambil kendali pos-pos militer Belanda di setiap distrik yang dikusai pihak Belanda.
Pada tanggal 2 September 1949, diadakan Penghentian Permusuhan yang dihadiri pihak Republik Indonesia, Pihak Belanda, Pihak Negara Australia sebagai Komisi III Negara dan perwakilan dari Divisi IV yang meresmikan ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan menjadi bagian resmi dari Angkatan Perang Republik Indonesia. Semua rangkaian kirab sepeda onthel dan perayaan HUT Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan menjadi sebuah pengingat kepada semua orang tentang perjuangan dan jasa-jasa para pejuang dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kebebasan bagi rakyat Kalimantan Selatan.