Jakarta – Keberangkatan jemaah haji 2023 kloter pertama sudah semakin dekat. Berkaitan dengan hal tersebut, terdapat adat atau tradisi di kalangan masyarakat muslim Indonesia yang disebut haji walimatussafar.
Tradisi ini biasanya dihadiri oleh orang-orang terdekat yang akan berangkat haji, mulai dari keluarga, sahabat, dan tetangga.
Dikutip dari buku Ensiklopedi Fiqh Haji dan Umrah Tulisan Gus Arifin yang mengambil penjelasan dari kamus Al-Munawwir menjelaskan bahwa walimatussafar haji berasal dari kata walimah atau bentuk jamaknya walâim. Berasal dari kata awlam yang berarti pesta, mengadakan pesta atau perjamuan.
Istilah walimatussafar, sebelum ini tidak ditemukan dan tidak dikenal dalam literatur Islam. Kata ini muncul pada tahun 1970-an, sebenarnya istilah ini lebih dikenal dengan selamatan atau syukur bagi yang akan berhaji di kalangan masyarakat perkotaan, seperti Jakarta.
Ahmad Sarwat dalam bukunya Ensiklopedia Fiqh Indonesia: Haji dan Umrah Disebutkan, jika ditelaah lebih jauh, memang ada beberapa adab dan tradisi khususnya bagi orang yang akan melakukan perjalanan. Dalam hal ini, safar mencakup semua kegiatan perjalanan tidak hanya untuk haji saja.
Hukum Haji Walimatussafar
Adapun hukum program haji walimatussafar ini dibahas kemudian dalam buku ini 100+ kesalahan dalam haji dan mati Prof.dr. H. Nasaruddin Umar dan Hj. Indriya R. Hari. Buku tersebut menjelaskan bahwa haji walimatussafar disebut juga dengan ribitin atau syukuran.
Pembahasan ini memberikan jawaban atas pertanyaan, apakah kegiatan tersebut benar-benar sunnah?
Acara ratib seperti ziarah walimatussafar dilakukan dengan membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an, membaca doa dan berdoa bagi orang-orang yang melakukan ziarah untuk memberikan keselamatan dan mabrur haji. Peristiwa semacam itu, baik dalam rangka haji maupun hal lainnya, memiliki hukum sunnah.
Artinya jika dikerjakan maka akan mendapat pahala, dan jika dibiarkan maka tidak ada dosa. Rosululloh SAW bersabda,
“Umat Islam yang berkumpul dalam suatu majelis membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an Al-Karim dan mengadakan majelis ilmu, Allah akan melimpahkan rahmat kepada mereka.” (SDM Muslim)
Perintah mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT juga tertuang dalam Surat Al-Qur’an Ad Dhuha ayat 11 yang berbunyi:
وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Bahasa Arab Latin: “Wa ammā bini’mati rabbika fa ḥaddiṡ.”
Artinya: “Terhadap karunia Tuhanmu, nyatakanlah (dengan rasa syukur).”
Demikian wawasan pembahasan kali ini tentang haji walimatussafar. Semoga artikel ini dapat bermanfaat sekaligus menguatkan iman kita untuk terus berusaha dan yakin bahwa kita bisa menunaikan ibadah haji. Amin yaa Rabbalalamin.
Tonton videonya”Anda hanya bisa memukul bagian belakang, Cara bermain Beregong Beregong, Belitung“
(rah/rah)