Jakarta, IDN Times – Harga emas hari ini, Kamis (9/3/2023), yang diproduksi oleh PT Aneka Tambang atau Antam, naik Rp 4.000 menjadi Rp 1,024 juta per gram.
Begitu juga dengan harganya membeli kembali hari ini yang dirilis situs metalmulia.com, naik Rp4 ribu menjadi Rp901 ribu per gram. Harga membeli kembali adalah harga yang ditetapkan Antam pada saat ingin menjual emas ke Butik Logam Mulia.
Baca Juga: Primadona Investasi Emas, Ini Syarat Menjadi Trader Emas Online
1. Harga emas Antam dalam denominasi lain
Berikut harga emas batangan Antam per hari dalam pecahan lainnya:
- Harga emas 0,5 gram: Rp 562 ribu.
- Harga emas per 1 gram: Rp 1,024 juta.
- Harga emas 2 gram: Rp 1.988 juta.
- Harga emas 3 gram: Rp 2,957 juta
- Harga emas 5 gram: Rp 4,895 juta.
- Harga emas per 10 gram: Rp 9,735 juta.
- Harga emas 25 gram: Rp 24,212 juta
- Harga emas 50 gram: Rp 48,345 juta.
- Harga emas per 100 gram: Rp 96,612 juta.
- Harga emas 250 gram: Rp 241,265 juta
- Harga emas 500 gram: Rp 482,32 juta
- Harga emas per 1.000 gram: Rp 964,6 juta.
Harga jual emas tersebut belum termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Pembeli yang tidak mencantumkan NPWP mendapatkan potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.
Baca Juga: Perbedaan Investasi Emas Perhiasan dan Batangan, Mana yang Lebih Menguntungkan?
2. Emas fisik adalah instrumen investasi berisiko rendah
Setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko yang berbeda. Ada risiko rendah, sedang atau sedang, hingga tinggi.
Menurut perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, salah satu instrumen investasi yang berisiko rendah adalah logam mulia atau emas fisik. Namun, emas juga berisiko tinggi hilang atau dicuri, terutama saat bepergian.
“Risiko rendah karena pertumbuhan nilainya sudah lebih tinggi dari bunga bank, tetapi juga fluktuatif, cukup likuid. Kenapa juga bisa dikategorikan berisiko tinggi, karena mudah atau rawan hilang, dicuri. Di satu sisi sangat praktis , gampang dibawa kemana-mana. Tapi bisa dicuri,” kata Andy IDN Times.
Selain itu, Andy mengingatkan masyarakat untuk memahami instrumen investasi yang berisiko rendah, tentunya juga akan memberikan return yang lebih kecil.
Di sisi lain, jika Anda mencari instrumen investasi yang memiliki imbal hasil lebih tinggi, maka risikonya juga tinggi atau peluang mengalami kerugian lebih besar, risiko tinggi pengembalian tinggi.
“Dengan resiko rendah artinya pengembalian juga kecil. Jadi jangan biarkan orang menganggap risiko rendah tapi pengembalian tinggi,” kata Andy.
Baca Juga: Wajib Diketahui! Ini adalah metode investasi emas yang aman
3. Cara menghitung keuntungan investasi emas
Cara menghitung keuntungan investasi emas adalah dengan mencari selisih harga jual dan harga beli. Misalnya harga beli emas Antam Rp 1,021 juta per gram dan harga jual kembali Rp 917 ribu per gram.
Ada selisih Rp 104 ribu dari harga jual dan harga beli. Artinya, Anda harus menunggu hingga selisih harga melebihi harga beli agar bisa mendapat untung.
Jika Anda membeli Rp. 1.031.000 emas di pagi hari, lalu ingin menjualnya di sore hari, Anda akan rugi Rp. 104.000. Lain halnya jika Anda membeli emas hari ini, kemudian menjualnya kembali lima tahun kemudian. Oleh karena itu, emas sering disebut sebagai instrumen investasi jangka panjang.