Jakarta, CNBC Indonesia– Harga emas Antam hari ini (02/01/23) naik tipis menyusul emas dunia. Harga emas di butik emas 1 gram Graha Dipta Pulo Gadung LM terpantau naik Rp2.000 menjadi Rp1.029.000 per batang.
Sementara itu, harga pembelian kembali atau membeli kembali Emas Antam dipatok Rp 932 ribu per gram. Harganya pun naik Rp 2.000 dari perdagangan sebelumnya.
Harga emas Antam yang diperdagangkan bervariasi dari segi ukuran. Untuk lebih jelasnya lihat data harga emas hari ini.
Data inflasi Januari 2023 akan dirilis Rabu sore nanti. Mengumpulkan konsensus pasar CNBC Indonesia dari 12 lembaga memprediksi inflasi Januari 2023 akan menembus 0,44% dibandingkan bulan sebelumnya (bulan ke bulan/mtm).
Inflasi akan jauh lebih rendah daripada rekor Desember 2022 0,66%.
Hasil jajak pendapat juga memperkirakan inflasi secara tahunan (tahun demi tahun/yoy) akan menembus 5,40% bulan ini. Inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan Desember 2022 yang tercatat sebesar 5,51%.
Emas adalah lindung nilai terhadap inflasi, jadi inflasi miring biasanya berdampak negatif pada harga emas.
Investor mungkin mulai mengalihkan perhatiannya dari aset-aset seperti emas yang dianggap sebagai safe haven, karena tren tingkat inflasi tahunan yang melandai dapat membantu menenangkan hati investor dengan beralih ke aset lain yang lebih menguntungkan.
Kenaikan harga Antam dipengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. berdasarkan data Refinitivrupiah berakhir diperdagangkan pada Rp14.985/US$, terkoreksi 0,13% di pasar spot kemarin.
Harga emas Antam juga bergerak searah dengan harga emas dunia pada perdagangan Selasa (31/01/2023). Harga emas naik tipis 0,28% menjadi US$1.927,88 per troy ounce, artinya harga kemarin berhasil menghentikan tren pelemahan yang terjadi selama tiga hari berturut-turut.
Ekspektasi pasar saat ini adalah bahwa Fed akan lebih dovish dengan kenaikan suku bunga 25 basis poin, tetapi keraguan muncul setelah rilis data ekonomi AS yang positif. Di sisi lain, ECB dan BoE diproyeksikan akan melanjutkan kenaikan sebesar 50 bps.
Menurut Lukman Otunuga, analis FXTM, pasar tampaknya telah mengantisipasi kenaikan suku bunga.
“Saat ini, yang mereka tunggu adalah langkah selanjutnya dari The Fed dan ECB,” lanjutnya.
Emas sangat sensitif terhadap prospek suku bunga karena suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil dan sebaliknya.
Disclaimer: Artikel ini merupakan produk jurnalistik berupa pandangan Riset CNBC Indonesia. Analisis ini tidak bertujuan untuk membujuk pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada pembaca, jadi kami tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Berikutnya
Video: Harga Emas Mulai Mengkilat, Dipotong atau Dibiarkan?
(mae)