TEMPO. BERSAMA, Jakarta – Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Asjuangbi memprediksi harga emas dunia akan melemah di kisaran US$1.922,10 hingga US$1.978 per troy ounce, pada perdagangan Rabu 22 Maret 2023. Sebelumnya, pada perdagangan Selasa malam, 21 Maret 2023 , harga emas dunia berada pada level US$ 1.951,50 per troy ounce.
“Harga emas melemah di awal perdagangan Asia pada hari Selasa setelah menyentuh level tertinggi di sesi sebelumnya karena pasar mengunci beberapa keuntungan menjelang keputusan suku bunga Fed. Sementara kehati-hatian terhadap potensi krisis perbankan telah mendorong permintaan tempat yang aman tetap kuat,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Selasa malam, 21 Maret 2023.
Ibrahim mengatakan logam kuning telah rally tajam selama seminggu terakhir karena tumbuhnya kekhawatiran bank AS dan Eropa runtuh mendorong aliran deras ke aset. tempat yang aman tradisional. Sementara itu, taruhan bahwa Fed akan kekurangan ruang kepala ekonomi untuk terus menaikkan suku bunga merugikan dolar.
Senin, 20 Maret 2023, harga emas menembus level US$2.000 per troy ounce untuk pertama kalinya dalam setahun. Namun, pencapaian tersebut hanya bertahan dalam waktu singkat. Itu juga karena kehati-hatian dilakukan menjelang pertemuan penting Fed pada hari Rabu.
“Kekuatan emas hanya sementara karena kebangkrutan di AS dan di Eropa dan dana perusahaan besar sudah mendapatkan keuntungan yang diinginkan, yaitu harga US$ 2.000 per troy ounce. Dan emas siap turun menuju US$1.850 dalam waktu singkat,” kata Ibrahim.
Adapun pertemuan hari Rabu, The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Angka tersebut kurang dari ekspektasi kenaikan 50 basis poin sebelumnya. Prediksi karena krisis bank yang berkembang membuat pasar sebagian besar menilai kembali ekspektasi mereka tentang apakah bank sentral akan memperketat kebijakan lebih lanjut. Hal ini karena kenaikan suku bunga yang tajam memberikan banyak tekanan pada sistem perbankan.
“Emas dan logam mulia lainnya mendapat manfaat dari Fed yang lebih sedikit hawkishmengingat kenaikan suku bunga mendorong biaya peluang untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil,” kata Ibrahim.
Ibrahim juga mengatakan bahwa ketidakpastian The Fed akan membebani dolar selama sepekan terakhir dan semakin menguntungkan harga logam. Sementara itu, The Fed meluncurkan langkah-langkah likuiditas darurat untuk sektor perbankan, mengurangi beberapa pengetatan moneternya selama setahun terakhir.
Pilihan Editor: Cara Jual Emas Tanpa Huruf Yang Tepat Agar Tidak Rugi
Ikuti berita terbaru Tempo di Google News, klik di sini.