TEMPO. BERSAMA, Jakarta -Harga emas menguat ke level tertingginya dalam tujuh bulan pada Jumat, 6 Januari 2023. Harga ini kemungkinan akan terus menguat di pasar Eropa, namun berpotensi melemah di pasar Amerika Serikat (AS) di kisaran USD 1.824 / troy ounce – USD 1.845 / troy ounce .
Direktur PT Profit Forexindo Berjangka Ibrahim Astandingbi memperkirakan penguatan harga emas pada perdagangan akhir pekan disebabkan faktor eksternal.
“Harga emas naik mendekati level tertinggi tujuh bulan pada hari Jumat karena pasar menunggu pembacaan penting gaji nonpertanian AS dan semakin banyak pelonggaran pembatasan anti-Covid di China,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat, 6 Januari 2022.
dia melanjutkan, gaji nonpertanian AS diperkirakan akan sedikit melonggarkan pada bulan Desember. Menurutnya, hal ini mengindikasikan penurunan pasar tenaga kerja setelah serangkaian kenaikan suku bunga tajam oleh Federal Reserve (Fed) pada 2022.
“Namun, mengingat bahwa angka tersebut secara konsisten melampaui perkiraan selama delapan bulan terakhir, pasar khawatir bahwa tanda-tanda ketahanan di pasar tenaga kerja akan memberi Fed ruang yang cukup untuk bergerak lebih jauh. hawkish,” dia berkata.
Kenaikan harga emas didukung oleh sinyal bank sentral AS kemungkinan akan menaikkan suku bunga dengan kecepatan yang lebih lambat di tahun 2023. Namun, kenaikan tersebut bersifat sementara dan kemungkinan akan turun lagi.
“Namun, pembuat kebijakan bank sentral mengindikasikan bahwa mereka cenderung mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama, dengan membatasi inflasi menjadi fokus utama mereka. Hal ini menimbulkan banyak ketidakpastian tentang di mana tepatnya suku bunga AS akan mencapai puncaknya, mengingat inflasi masih jauh di atas tingkat target Fed sebesar 2%.
Selain itu, The Fed juga mengindikasikan sedang mencari pendinginan di pasar kerja untuk meredam retorika hawkishnya. Namun sejauh ini, katanya, pasar tenaga kerja AS tetap tangguh meski menghadapi hambatan dari pertumbuhan yang melambat.
Menurutnya, langkah tersebut mengindikasikan pelonggaran pembatasan anti-Covid yang lebih banyak di China dan meningkatkan optimisme untuk pembukaan kembali yang lebih luas di negara tersebut. Namun, China menghadapi lonjakan kasus Covid-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah negara itu melonggarkan pembatasan Desember lalu.
“Analis telah memperingatkan bahwa tren ini dapat menunda pembukaan kembali yang lebih luas, dan juga menyebabkan volatilitas pasar jangka pendek. Pada perdagangan akhir pekan ini, harga emas kemungkinan masih akan menguat di pasar Eropa namun di pasar Amerika kemungkinan akan melemah di kisaran US1.824/troy ounce -US1.845/troy ounce,” ujarnya.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Turun Jadi Rp 1.022.000 per Gram Usai Melonjak Kemarin, Kenapa?
Mengikuti berita terbaru dari Tempo di Google News, klik Di Sini.