Tinjauan Mingguan
Aulia Mutiara Hatia PutriCNBC Indonesia
Pasar
Sabtu, 11/12/2022 10:00 WIB
Jakarta, CNBC Indonesia – Emas dunia mampu membukukan performa gemilang di pekan ini, dengan apresiasi sebesar 5,38% dalam sepekan. Penguatan harga emas dunia pada pekan ini terjadi di tengah pemberitaan The Fed akan melakukan pelonggaran suku bunga. Emas terus naik.
Gemilangnya kinerja emas dalam sepekan terakhir memang luar biasa. Pada perdagangan Jumat (11/11/2022) sebagai puncaknya, harga emas dunia berada di pasaran. titik menguat 0,91% menjadi US$ 1.770,69 per troy ounce.
Penguatan mampu memotong kerugian setelah logam mulai berkinerja buruk dalam beberapa waktu terakhir. Dengan ini dalam sebulan, harga emas juga melonjak 8,2% sedangkan dalam setahun masih turun 3,16%.
Lonjakan emas tak lepas dari kabar baik inflasi AS. Inflasi AS tercatat sebesar 0,4% (bulan ke bulan/mtm) dan 7,7%(tahun ke tahun/tahun). Inflasi ini lebih rendah dari ekspektasi pasar bahwa inflasi AS akan menyentuh 0,6% (mtm) dan 7,9% (yoy).
Inflasi AS yang menyentuh 7,7% (yoy), merupakan level terendah sejak Januari 2022. Lesunya inflasi AS memperkuat harapan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan melakukan pelonggaran kebijakan. Selain itu, tingkat pengangguran AS juga naik menjadi 3,7% di bulan Oktober.
“Ketika inflasi mereda, tentu ada harapan The Fed akan melonggarkan kebijakan. Tekanan terhadap emas yang sangat berat dalam beberapa bulan terakhir telah mereda. Emas kini siap merangkak naik,” kata David Meger, analis di High Ridge Futures, dikutip dari Reuters.
Di samping itu, Analis OANDA Edward Moya juga memprediksi “periode gelap” emas dapat berakhir dengan pelonggaran inflasi AS. Harga emas diperkirakan akan terus naik hingga menembus level psikologis US$ 1.800 per troy ounce.
“Pelaku pasar kini yakin bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan dan kebijakan ketat akan berakhir pada Maret tahun depan. Kondisi tersebut membuka jalan bagi emas untuk terus menguat,” kata Moya.
Menurut alat FedWatch CME Group, kemungkinan suku bunga akan naik 50 basis poin menjadi 4,25% – 4,5% pada bulan Desember sekarang menjadi 90%, naik jauh dari hari sebelumnya sebesar 56%.
Namun, Presiden The Fed wilayah San Francisco, Mary Daly, menyebut data inflasi memang kabar baik, namun masih jauh dari kemenangan.
Beberapa pejabat Fed juga menyambut baik rilis inflasi, tetapi Presiden Fed regional Dallas Lorie Logan mengatakan suku bunga masih akan dinaikkan, meskipun dengan kecepatan yang lebih lambat.
TIM PENELITIAN CNBC INDONESIA
(om/om)