PutraCNBC Indonesia
Uang saya
Minggu, 29/01/2023 14:15 WIB
Foto: Karyawan menunjukkan emas Antam di gerai Galeri 24 Pegadaian di Jakarta, Senin (5/12/2022). Harga emas batangan di PT Pegadaian stagnan pada perdagangan hari ini, Senin (5/12/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia – Pergerakan harga emas juga dipengaruhi oleh faktor musiman. Momentum Imlek gagal mendongkrak harga emas domestik yang cenderung hanya naik tipis. Padahal, harga emas dalam negeri lebih cenderung naik jelang Lebaran.
Harga logam mulia Aneka Tambang atau yang lebih dikenal dengan emas Antam konsisten berada di atas Rp 1.000.000/gram sejak pekan kedua Desember 2022.
Emas Antam dibanderol Rp 1.029.000/gram pada Minggu (29/1/2023) atau turun dari Rp 1.043.000/gram, puncaknya pada 15 Januari 2023.
Kenaikan tipis harga emas domestik dipicu oleh beberapa faktor. Pertama tentu saja pergerakan harga emas dunia. Yang kedua adalah faktor kurs rupiah dan yang ketiga adalah faktor imlek.
Asal tahu saja, harga emas di tahun 2021 juga akan menguat jelang Imlek. Tahun lalu Imlek jatuh pada akhir Januari 2022. Harga emas Antam naik dari Rp 925.000/gram menjadi Rp 950.000/gram.
Harga emas terus menguat hingga menembus Rp. 1.036.000/gram pada 9 Maret 2022. Namun, setelah itu harga emas anjlok hingga di bawah Rp. 1.000.000 lagi.
Saat itu, selain berakhirnya periode Imlek, momentum tersebut juga dibarengi dengan kenaikan suku bunga acuan oleh The Fed.
Meski harga emas dunia turun, harga emas dalam negeri tidak turun signifikan karena nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS.
Tahun ini harga emas dunia diprediksi akan menembus US$ 2.000/troy ounce lagi karena ada peluang resesi dan bank sentral memilih menghentikan kenaikan suku bunga acuan secara agresif.
Tren kenaikan harga emas dunia juga berpeluang besar mendongkrak harga emas domestik. Pelaku pasar sebenarnya bisa memanfaatkan potensi penurunan harga emas jangka pendek untuk melakukan pembelian.
Katalis positif emas setidaknya untuk 2-3 bulan ke depan masih ada dan berasal dari dalam negeri yaitu momentum Idul Fitri.
Asal tahu saja, lebaran tahun ini diperkirakan jatuh pada 22-23 April 2023. Selain identik dengan fenomena budaya mudik, lebaran juga sangat erat kaitannya dengan Tunjangan Hari Raya (THR).
Dengan dicairkannya THR, pendapatan masyarakat Indonesia meningkat minimal 2 kali lipat dari bulan-bulan sebelumnya.
Dengan adanya tambahan pendapatan dari THR, daya beli masyarakat terdorong dan terstimulasi belanja yang berpotensi menaikkan inflasi.
Namun, adanya ancaman global berupa resesi juga membuat banyak pihak mulai menabung emas untuk melakukannya lindung nilai. Akibatnya permintaan emas terdongkrak sehingga harganya bisa dinaikkan.
Momentum ini bisa diantisipasi oleh para pemegang emas alias meraup keuntungan cuan dalam jangka pendek.