Komentar Pasar
Chandra DwiCNBC Indonesia
Pasar
Senin, 13/03/2023 11:13 WIB
Jakarta, CNBC Indonesia – Mayoritas saham emiten pertambangan emas terpantau antusias pada perdagangan sesi I Senin (13/3/2023), di tengah cerahnya harga emas acuan dunia pada perdagangan Jumat lalu.
Hingga pukul 10.26 WIB, dari enam saham emas, pagi ini hanya satu saham yang terkoreksi.
Berikut pergerakan saham emiten pertambangan emas pada perdagangan sesi I hari ini.
Membagikan | Kode saham | Harga terakhir | Mengubah |
Sumber Daya Mineral Bumi | BRMS | 158 | 3,27% |
J Resources Asia Pasifik | PSAB | 100 | 3,09% |
Emas Tembaga Merdeka | MDKA | 4.140 | 1,47% |
Archi Indonesia | ARCI | 332 | 1,22% |
Berbagai Tambang | ANTM | 1885 | 0,27% |
Wilton Makmur Indonesia | SQMI | 62 | -1,59% |
Sumber: RTI
Saham emiten tambang emas Grup Bakrie yakni PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) memimpin penguatan pada perdagangan sesi I hari ini yang melonjak 3,27% ke posisi harga Rp 158/saham.
Berikutnya ada saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) yang melonjak 3,09% menjadi Rp100/saham.
Terakhir, ada saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang menguat 0,27% menjadi Rp 1.885/saham.
Namun, saham PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) terpantau turun 1,59% menjadi Rp62/saham.
Harga referensi emas dunia terbang setelah Amerika Serikat (AS) diguncang sejumlah kabar buruk pekan lalu.
Pada penutupan perdagangan Jumat lalu, emas ditutup pada level US$ 1.867,79 per troy ounce. Harga logam mulia itu terbang 2,02%. Harga tersebut merupakan yang tertinggi sejak 8 Februari 2023 atau sebulan terakhir.
Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak 10 November 2022 atau dalam empat bulan terakhir dimana pada tanggal tersebut emas terbang 2,84% sehari.
Bahkan pagi ini, harga emas kembali menguat. Pada pukul 05:57 WIB, harga emas berada di level US$ 1.880,69 per troy ounce. Harga menguat 0,69%. Posisi emas saat ini merupakan yang tertinggi sejak 2 Februari 2022 atau lebih dari sebulan.
Artinya, emas masih bergerak dalam tren naik sejak Rabu kemarin. Dalam empat hari perdagangan terakhir, harga emas terbang 3,7% atau hampir 4%.
Lonjakan harga emas tak lepas dari kekacauan di pasar keuangan AS.
Berita buruk pertama datang dari ambruknya Silicon Valley Bank (SVB) Jumat lalu, atau hanya 48 jam setelah mereka mengumumkan akan menghimpun dana US$ 2,25 miliar.
Namun, bank tersebut malah kolaps karena banyaknya penarikan dana dari investor dan nasabah. Investor khawatir bahwa bank dalam kesulitan keuangan.
Kasus SVB dengan cepat membuat bursa saham AS Wall Street ambruk dan menyebabkan kepanikan. Emas adalah tempat yang aman untuk dicari di saat ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.
Dengan apa yang terjadi pada SVB, tak heran jika harga emas melambung tinggi.
Berita buruk kedua datang dari meningkatnya pengangguran di AS. AS mengumumkan jumlah pekerja yang mengajukan klaim pengangguran pada pekan yang berakhir 4 Maret 2023 mencapai 211.000 orang. Jumlah ini meningkat 21.000 dibandingkan minggu sebelumnya.
Departemen Tenaga Kerja AS juga mengumumkan Jumat lalu bahwa tingkat pengangguran AS akan mencapai 3,6% pada Februari 2023.
Angka ini naik dari 3,4% di bulan Januari dan di atas ekspektasi pasar sekitar 3,4%.
Dua kabar buruk ini membuat pelaku pasar optimistis bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan melemah.
PENELITIAN CNBC INDONESIA
Penafian: Artikel ini merupakan produk jurnalistik berupa pandangan dari CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan untuk membujuk pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada pembaca, jadi kami tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)