Bisnis.comJAKARTA – Harga emas hari ini diprediksi masih akan tertekan oleh penguatan dolar AS akibat rencana hawkish The Fed terkait kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Asjuangbi mengatakan, pekan lalu harga emas dunia terparkir di level US$1.810 per troy ounce. Dia memperkirakan pada perdagangan hari ini, emas dunia akan melemah di kisaran US$1.782,30 per troyounce – US$1.857,60 per troyounce.
Menurut dia, pelemahan emas disebabkan ekspektasi kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan The Fed pada 22 Maret yang kini dipantau oleh para trader. Sementara itu, tren harga emas ditutup melemah selama empat pekan berturut-turut di tengah meningkatnya ketidakpastian kebijakan moneter AS.
“Pasar mencari lebih banyak isyarat dari pembacaan pengukur inflasi yang disukai Federal Reserve di kemudian hari,” ujarnya dalam riset, Senin (27/2/2023).
Ibrahim mengatakan masalah terbaru dalam perdagangan emas datang dalam bentuk indikator inflasi yang disukai Fed, Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang tumbuh 5,4 persen pada tahun ini hingga Januari, mengalahkan perkiraan untuk bulan tersebut serta pertumbuhan sebelumnya pada bulan Desember.
Sentimen konsumen AS mencapai level tertinggi 13 bulan pada Februari, menurut sebuah survei oleh University of Michigan yang menunjukkan orang Amerika lebih optimis tentang pengeluaran pada saat Fed benar-benar membutuhkan mereka untuk menahan diri.
Sebelumnya, harga emas merosot lebih jauh pada akhir perdagangan pekan lalu (23/2/2023), memperpanjang kerugian untuk sesi keempat berturut-turut, karena investor memperkirakan Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk periode yang lebih lama dari perkiraan.
Harga emas teraktif untuk pengiriman April di divisi Comex Bursa New York, tergelincir US$14,70, atau 0,80 persen, menjadi US$1.826,80 per ons, setelah diperdagangkan pada sesi tertinggi US$1.841,20 dan terendah US$1.824,80.
Risalah pertemuan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Fed 31 Januari-1 Februari yang dirilis Rabu (22/2/2023) menegaskan bahwa pembuat kebijakan dengan tegas mendukung rencana untuk terus menaikkan suku bunga dan bertahan lebih lama dari yang diperkirakan, dikutip Antara.
Namun, rencana Fed untuk menaikkan suku bunga 25 basis poin dianggap sudah ketinggalan zaman, mengingat data setelah pertemuan Fed menunjukkan bahwa inflasi tetap jauh lebih panas dari yang diharapkan.
Dolar telah menguat ke level tertinggi enam minggu terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Naiknya suku bunga juga mendorong kerugian dalam memegang aset non-yielding seperti emas dan logam mulia lainnya.
Data ekonomi yang dirilis Kamis (23/2/2023) juga membebani emas. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim awal AS untuk tunjangan pengangguran turun 3.000 menjadi 192.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 18 Februari.
Ekonomi AS tumbuh pada laju tahunan 2,7 persen pada kuartal keempat 2022, sedikit lebih lambat dari tingkat pertumbuhan awal 2,9 persen, menurut angka pemerintah yang direvisi.
Saksikan pergerakan harga emas hari ini secara live.
Cek berita dan artikel lainnya di berita Google