Harga orongorong (kulit belah ketupat) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) naik jelang Idul Fitri 1444 Hijriah/2023 Masehi.
Pantauan Antara Kalsel di Banjarmasin, Kamis melaporkan, kenaikan harga orongorong berbahan baku pucuk kelapa/janur jelang Idul Fitri 1444 H mencapai 100 persen.
Kecuali orongorong yang terbuat dari daun nipah (sejenis pohon rumbia/sagu) yang hidup dan tumbuh di lahan pasang surut, kenaikan harganya sekitar 30 persen.
Misalnya di pasar rakyat/tradisional di Pemurus Dalam Kecamatan Banjarmasin Selatan, harga orongorong pucuk daun lontar sebelum pelepah atau H-2 (perkiraan 1 Syawal 1444 H bertepatan dengan tanggal 22 April 2023 sepuluh buah/biji adalah Rp. 7.500 sebelum atau tahun lalu hanya Rp 3.500.
Orongorong yang dibuat dari pucuk daun nipah pada H-3 per sepuluh biji adalah Rp. 8.000 sebelumnya atau jauh menjelang Idul Fitri 1444 H, hanya Rp. 6.000,00.
Kenaikan harga orongorong pucuk daun lontar cukup beralasan, antara lain karena berkurangnya jumlah pohon kelapa, sementara peremajaan/penanaman kembali kurang dalam beberapa tahun terakhir.
Orongorongnya sendiri terbuat dari daun kelapa untuk kue beras dan daun nipah untuk kue beras.
Masih banyak kebutuhan rumah tangga lainnya untuk menyambut Idul Fitri 1444 H yang harganya mengalami kenaikan sekitar 15-25 persen dibanding sebelumnya, seperti sayuran dan lawuk pauk.
Sebagai catatan, ketupat merupakan salah satu masakan/tradisi khas urang Banjar kuala terutama untuk menjamu tamu, termasuk saat lebaran.
Sedangkan ketupat lontong merupakan bahan soto banjar, sedangkan nasi ketupat disajikan dengan kuah santan dan iwak haruan (ikan ular) bakar.
Ciri khas makan nasi ketupat adalah menggunakan tangan atau tanpa sendok, karena selain mengikuti sunnah Nabi Muhammad juga membantu memperlancar pencernaan.
Hal ini dikarenakan tangan mengandung zat-zat tertentu yang dapat mempercepat pembusukan sehingga memudahkan pencernaan di dalam perut, contohnya makanan seperti nasi dan kue akan cepat busuk jika bersentuhan dengan bekasnya.